Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kurangnya Pasokan Daya Listrik Penyebab Byarpet di Kalimantan Barat

Defisit pasokan listrik penyebab utama byarpet di wilayah Kalimantan Barat.

Penulis: Novi Saputra
Editor: Y Gustaman
zoom-in Kurangnya Pasokan Daya Listrik Penyebab Byarpet di Kalimantan Barat
Tribun Pontianak/Novi Saputra
Manajer Sektor Kapuas I PLN Kalimantan Barat, Parlindungan Sihombing (memegang mik) menjelaskan pasokan daya listrik, Jumat (15/1/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Novi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Pasokan listrik PLN Wilayah Kalimantan Barat mengalami defisit daya hingga 24 MW, diperkirakan kondisi ini akan terus terjadi hingga akhir Januari.

"Total daya mampu 236 MW dengan beban puncak rata-rata 260 MW, defisitnya sebanyak 24 MW ," kata Manajer Sektor Kapuas I PLN Kalimantan Barat, Parlindungan Sihombing, di Kantor Wilayah PLN Kalbar, Jumat (15/1/2016).

Kekurangan daya ini diperparah karena karakteristik pemakaian listrik di Kalbar, di masa tertentu beban puncak bisa mencapai 285 MW. "Saat musim kemarau atau panas karakteristiknya seperti itu," beber dia.

Dari empat unit pembangkit yakni PLTD Sei Raya, PLTD Siantan, PLTD Singkawang dan PLTG Siantan, kata Parlin, tidak bisa dipaksa beroperasi penuh, karena ada beberapa mesin mengalami perbaikan.

"Mesin di Siantan itu ada yang lahir tahun 1977. Saat ini ada dua unit di PLTD Siantan dan dua unit over haul juga ada satu unit perbaikan generator. Sehingga ada 21 MW pembangkit PLN yang sedang dalam pemeliharaan , Sementara pembangkit sewa total yang sedang dalam pemeliharaan ada 33 MW," kata dia.

Defisit daya ini diharapkan dapat teratasi pada Februari nanti, karena saat ini ada satu mesin yang dalam pengkondisian di pembangkit Jungkat yang dapat menghasilkan daya sebesar 30 MW.

Berita Rekomendasi

"Selain itu akan masuk listrik dari Malaysia sebesar 50 MW, dengan asumsi ini kita dapat mencapai surplus pada Februari, setidaknya ada 287 MW di sistem, sedikit di atas beban puncak saat terburuk ketika musim kemarau," sambung dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas