Rentenir Mencekik Leher 40 Persen Warga Kota Malang
Sebanyak 40 persen warga Kota Malang pinggiran, Jawa Timur, masih terjerat rentenir dan jumlahnya setiap tahun semakin meningkat.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Aflahul Abidin
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Sebanyak 40 persen warga Kota Malang pinggiran, Jawa Timur, masih terjerat rentenir dan jumlahnya setiap tahun semakin meningkat.
Sementara di lingkungan pasar tradisional, jumlah pedagang yang terjerat rentenir bahkan mencapai 80 persen, sungguh angka yang luar biasa besar.
Kepala Badan Amil Zakat Nasional Kota Malang, M Fauzan Zenrif, banyak masyarakat terjebak rentenir disebabkan faktor kesulitan modal usaha yang mereka alami.
Sementara kebanyakan mereka tak biasa meminjam uang ke bank lalu memutuskan meminjam uang ke rentenir atau lintah darat.
Ia mencontohkan, petani di Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan kedungkandang, pada tahun lalu harus berurusan dengan rentenir untuk membelian pupuk.
Lantaran tak mampu membeli pupuk langsung, para petani memutuskan meminjam uang ke rentenir meski bunganya hampir 400 persen yang bisa dibayar dalam jangka panjang.
"Hal seperti itu berlangsung hingga saat ini. Itu sebabnya perlu pembenahan dengan beberapa cara. Baznas juga tidak bisa mengcover seluruh lokasi," ujar Fauzan pada Senin (18/1/2016).
Dalam waktu dekat, sambung Fauzan, Baznas Kota Malang akan memberi bantuan dari hasil dana infaq yang terkumpul untuk para petani sapi di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang.
Baznas akan meminjamkan delapan ekor sapi untuk kelompok tani sapi di sana dan harapannya pengolaan sapi di sana akan mendorong para petani untuk memutus kebiasaan meminjam uang dari rentenir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.