Ajudan Gadungan Menteri Puan Gondol Kain Batik Belasan Juta
Mengaku sebagai ajudan menteri, seorang pria menipu dua pemilik toko batik dan meminta keduanya menunjukkan contoh batik termahal.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Jihad Akbar
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Mengaku sebagai ajudan menteri, seorang pria menipu dua pemilik toko batik dan meminta keduanya menunjukkan contoh batik termahal.
Pria tersebut diketahui bernama Anton Malaranggeng dan mengaku sebagai ajudan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.
"Pelaku naik taksi dari depan Gedung Agung minta diantarkan ke Batik Seno dan Miranda. Sesampai di toko, korban minta ditunjukkan batik yang bagus dan termahal," ujar Kapolsek Mantrijeron, Kompol Totok Suwantoro, Rabu (20/1/2016).
Saat berada di toko batik, pelaku mengenalkan dirinya sebagai ajudan Menteri Puan kepada pegawai toko batik.
Selanjutnya kelima korban, Melinda Tutas Indini, Ice Kusumaningrum, Tomidjo Nitikardjito, Sutri Antini , dan Antarmadji dikumpulkan di restoran hotel oleh pelaku.
Setelah itu Anton meminta barang korban berupa kain batik sutera serta ponsel yang dipakai korban untuk memfoto kain batik.
Pelaku mengatakan kepada korban hendak menunjukkannya kepada Menteri Puan Maharani yang dikatakan pelaku masih berada di Gedung Agung.
"Pelaku juga mengaku atas suruhan Menteri Khofifah yang akan dipakai hadiah untuk Keduataan Besar Belanda," tambah Kapolsek.
Pelaku selanjutnya meminta diantar oleh sopir taksi yang sama, namun di tengah perjalanan, pelaku berpura-pura sakit perut dan minta diantarkan ke Rumah Sakit PKU Yogya.
Sopir taksi diminta untuk menunggu di tempat yang nyaman. Setelah ditunggu cukup lama tak keluar, sopir taksi mencari pelaku ke dalam rumah sakit tapi sudah tidak ada.
Para korban yang merasa tertipu kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Mantrijeron dan mereka mengaku merugi Rp17, 5 juta.
"Di dua toko itu sama modusnya. Pelaku lalu mengajak para korban bertemu di Hotel Neo Awana di Jalan Mayjen Sutoyo," beber Kapolsek.
Guna menghindari kejadian serupa, Kapolsek mengimbau masyarakat tidak mudah percaya terhadap orang yang mengaku pejabat, ajudan pejabat dan lainnya.
"Jangan mudah percaya dengan rayuan orang. Sebaiknya kroscek terlebih dahulu. Karena sekarang ini modus penipuan dengan pertemuan langsung, SMS, ataupun online," ujar dia.