Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak-anak Kampung Nelayan di Banyuasin Buta Aksara

Anak-anak di kampung nelayan Sungai Rulu, Desa Jurutaro, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin mengalami buta aksara

Penulis: Beben Syah
Editor: Sugiyarto
zoom-in Anak-anak Kampung Nelayan di Banyuasin Buta Aksara
Tribun Sumsel/M Syah Beni
Alamsyah (kiri) anak Kampung Nelayan yang hanya bisa berhitung sampai angka 13 

Laporan Wartawan Tribun Sumsel, M Syah Beni

TRIBUNNEWS.COM, BANYUASIN-Anak-anak di kampung nelayan Sungai Rulu, Desa Jurutaro, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin mengalami buta aksara, Selasa (26/1/2016).

Di Kampung Sungai Rulu terdapat lebih dari 25 anak sedangkan Di Kampung Sungai Manan yang ditempuh selama 1,5 jam perjalanan menggunakan perahu motor terdapat 20 anak tidak sekolah.

Sekolah yang jauh menjadi alasan kenapa anak-anak di kampung ini tidak mengeyam pendidikan. Orangtua mereka tidak bisa mengantar karena sehari-hari harus mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Selain anak-anak, banyak juga orang dewasa di dua kampung ini tidak bisa baca dan menulis.

Jarang dijumpai pena dan kertas di setiap rumah, tidak mengenal adanya layanan pesan singkat (SMS), dan mengingat nomor telepon hanya dari bentuk urutan tiga nomor terakhir.

Ateng, Ketua Rukun Tetangga (RT) Kampung Sungai Rulu menjelaskan, lokasi tempat tinggalnya sekarang pernah dihuni lebih dari 40 Kepala Keluarga (KK).

Berita Rekomendasi

Tetapi kini hanya tersisa 12 KK atau sekitar 40 jiwa, dan 25 diantaranya adalah anak-anak usia sekolah.

Warga yang tinggal sekarang tidak tahu persis sejak kapan desa yang ditempati ini sudah ada. Mereka hanya mengetahui warga kampung itu sejak turun temurun tidak pernah sekolah.

Untuk menjangkau kampung ini, Tribun Sumsel yang berangkat dari pemukiman warga transmigrasi harus melintasi jalan tambak udang yang licin, hutan mangrove, kemudian menyusuri sungai kecil menggunakan perahu.

Rumah diperkampungan ini memakai tiang tinggi dari pohon nibung, dindingnya papan dan atap rata-rata menggunakan daun nipah.

Beberapa rumah sudah ditinggal pemiliknya yang memilik pindah ke daratan asal dekat sekolah

“Pendidikan itu penting. Bagi yang ada uang pilih pindah rumah demi anak sekolah. Ada juga yang nekat mengontrak di bawah rumah orang,” ujar Sabar, bapak dua anak ini saat dibincangi di rumahnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas