Ini yang Dilakukan Para Penjual Ginjal Setelah Dapat Puluhan Juta Rupiah
Siapa yang tak senang mendapatkan segepok uang bernilai puluhan juta rupiah.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Siapa yang tak senang mendapatkan segepok uang bernilai puluhan juta rupiah.
Seperti yang dirasakan Edi Midun (39) dan Ifan Sofyan (18), yang meraup uang dengan nilai fantastis setelah menjual ginjalnya.
Edi mendapatkan uang sebesar Rp 70 juta setelah menjual ginjal ke seorang pasien pria pada Oktober 2014.
Sedangkan Ifan menerima uang sebesar Rp 75 juta setelah menjual ginjalnya kepada pasien pria pada Agustus 2015.
Alasan ekonomi yang membuat keduanya terpaksa menjual ginjal ke pihak yang membutuhkan.
Edi pun bisa langsung melunasi hutangnya sebesar Rp 35 juta setelah menjual ginjalnya.
Pria berkumis ini pun bisa membeli rumah baru.
"Sisanya bayar hutang, buat bayar uang muka pembelian rumah," kata Edi di rumahnya, Kampung Pangkalan, Desa Wangisagara, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/1/2016).
Uang hasil penjualan ginjal itu kini telah habis. Namun Edi tetap harus mencicil sisa pembayaran rumah setiap bulannya.
Ia bekerja demi menafkahi keluarga meski kondisinya tak sekuat ketika ginjalnya masih utuh.
Sementara ia bekerja sebagai sopir angkutan barang setiap harinya.
"Kalau dampak, saya memang cepat lemas kalau bekerja berat. Makanya saya tidak berani kalau angkat barang yang berat," ujar Edi.
Sedangkan Ifan yang menerima uang hasil penjualan ginjal itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ia pun melunasi hutangnya sebesar Rp 3 juta dan membeli barang seperti sepeda motor dan alat elektronik.
Sebagian uangnya diinvestasikan dalam bentuk emas seberat 23 gram. Namun sayang, pencuri membawa kabur sejumlah barang yang dibelinya tersebut termasuk uang sebesar Rp 2 juta yang tersimpan di dalam kamar kontrakannya.
"Cuma tersisa sepeda motor saja dan uang sebesar Rp 11 juta," ujar Ifan di kediamannya di Kampung Simpang, Desa Wangisagara, Jumat (29/1/2016).
Ifan kini sangat mengandalkan sisa uang tersebut untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya. Sebab ia harus menafkahi seorang istri dan seorang anak.
Selama ini Ifan hidup mandiri lantaran ditinggal orang tuanya. Ibunya bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Arab Saudi.
Sedangkan, ayahnya pergi entah kemana. Untuk menambah penghasilan, ia pun bekerja di bengkel motor. (cis)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.