Kisah Bupati Lebong, Nyaris Ditusuk Waria Saat Blusukan di Taman Lawang
Ia melanjutkan, saat itu tiga waria masuk ke mobilnya, ia melihat para waria tersebut dari kaca spion mobil bagian tengah.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu dikenal memiliki ratusan waria yang berprofesi di banyak bidang, mulai dari pendidikan, petani, hingga di pemerintahan.
Tidak hanya itu, waria di daerah ini pun kini tersebar ke Eropa, juga di beberapa kota besar di Indonesia.
Bupati Lebong terpilih, Rosjonsyah mengisahkan, terdapat sekitar 800 waria di daerahnya yang menyebar ke seluruh wilayah.
Ia mengisahkan pada periode menjabat bupati sebelumnya ia pernah melakukan "blusukan" ke Taman Lawang di Jakarta.
"Saat itu saya hanya ingin membuktikan, kabarnya banyak waria asal Lebong di sana," cerita Rosjonsyah, yang ditemui Kompas.com belum lama ini.
Kala itu ia berangkat berdua, tanpa pengawalan menuju Taman Lawang.
"Lampu mobil saya menyoroti para waria di sana, tampak beberapa orang mulai menaikkan roknya yang terkena lampu mobil saya, lalu mereka saya ajak naik ke mobil," ceritanya.
Ia melanjutkan, saat itu tiga waria masuk ke mobilnya, ia melihat para waria tersebut dari kaca spion mobil bagian tengah.
"Saya lihat mereka mengeluarkan semacam benda tajam, mungkin mereka takut kalau dianiaya," kata Rosjonsyah.
Saat itu, para waria menggunakan bahasa Rejang dan berbisik ke sesama rekannya.
"Intinya mereka bahasa Rejang, bahasa daerah kami yang artinya lebih kurang. 'kalau dia gak bayar kita tusuk gunakan pisau'," cerita Rosjonsyah.
Mengetahui bahasa daerah digunakan para waria itu, adalah bahasa Rejang, bupati menolehkan kepala dan wajahnya ke belakangan.
"Saat saya bertatapan dengan mereka, mereka terkejut dan mengenali saya sebagai Bupati, mereka langsung lari ke luar mobil," kenang Rosjonsyah terkekeh.
"Wai, Pak Bupati Lebong," kata Rosjonsyah menirukan ucapan para waria.
Sebenarnya, kata Rosjonsyah, saya ingin berbicara dengan mereka ingin mendata berapa banyak waria asal Kabupaten Lebong di Taman Lawang itu.
"Kalau memang banyak tentu ada upaya perlindungan dan kebijakan daerah terhadap mereka yang merantau di Jakarta, namun mereka sudah kabur semua, gagal rencana saya," ujar dia.
Rosjonsyah mengaku sempat merasa kewalahan dalam menangani dan mengambil kebijakan untuk para waria di daerahnya.
"Kami sedang berkonsultasi dengan kementerian sosial, agar ada langkah yang baik pro perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap para waria, dan juga melindungi masyarakat pada umumnya," ujar Rosjonsyah. (Kompas.com/Firmansyah)