Bandara Hassanudin Awasi Ketat Penumpang yang Datang dari Luar Negeri
Pemeriksaan dilakukan pada penumpang dari luar negeri, namun lebih memfokuskan ke negara yang ditetapkan oleh WHO sebagai positif memiliki virus Zika
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ancaman virus Zika di dunia membuat pemerintah memperketat pemeriksaan pengunjung dari mancanegara, salah satunya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Untuk mencegah pengunjung dari luar negeri membawa virus berbahaya masuk ke Sulawesi Selatan (Sulsel), Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilance Epidomologi Bandara Internasional Hasanuddin Makassar mengawasi ketat di pintu kedatangan internasional.
Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilance Epidomologi, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas I Makassar, Nirwan mengatakan sejak adanya status siaga Virus Zika di WHO, pemeriksaan di bandara juga diperketat.
"Sebenarnya pemeriksaan terhadap penumpang internasional selalu dilakukan, termasuk di Pelabuhan yang menjadi pintu internasional masuk ke Makassar, namun dengan status dari WHO kita jadi lebih memperketat," kata Nirwan.
Wahyudi, salah satu staf KKP Wilayah Kerja Bandar Udara Sultan Hasanuddin dan Pelabuhan Soekarno Hatta, mengatakan pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat Termol Scanner.
"Jadi penumpang dari luar negeri nantinya akan melalui alat ini, jika suhu badannya melewati standar yang ditentukan, alat ini akan memberikan peringatan," kata Wahyudi.
Penumpang tersebut kemudian akan dibawa ke Holding Room untuk diperiksa dan di rujuk ke Rumah Sakit (RS).
Wahyudi melanjutkan, pemeriksaan akan dilakukan kepada seluruh penumpang dari mancanegara yang masuk ke Makassar,namun lebih memfokuskan ke negara yang ditetapkan oleh WHO sebagai positif memiliki virus Zika.
"Semua penumpang mancanegara kita periksa untuk mencegah masuknya virus, termasuk virus mers, tapi kita fokus ke para penumpang dari negara yang memiliki penderita Virus Zika, karena ini yang saat ini sedang jadi perhatian khusus WHO," tambahnya.