Seminggu Pascabanjir, Empat Sekolah di Laweung Masih Lumpuh
Lumpuhnya empat sekolah tersebut diketahui dari hasil sidak Komisi E DPRK Pidie, yang memantau sekolah pascabanjir, Kamis (4/2/2016).
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, SIGLI - Akibat banjir melanda wilayah Pidie, provinsi Aceh, Rabu (27/1/2016) lalu, setidaknya ada empat sekolah di Kecamatan Muara Tiga (Laweung), mengalami lumpuh total.
Seminggu pascakejadian, proses belajar mengajar belum berjalan sebagaimana mestinya.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi penanganan pascabanjir uang digelar Komisi E DPRK Pidie, Jumat (5/2/2016).
Rapat tersebut dihadiri dinas terkait dan Sekdakab Pidie di Gedung dewan setempat.
Lumpuhnya empat sekolah tersebut diketahui dari hasil sidak Komisi E DPRK Pidie, yang memantau sekolah pascabanjir, Kamis (4/2/2016).
Sangat disesalkan ternyata luput dari pantauan nasib pendidikan terabaikan.
Empat sekolah yang masih lumpuh adalah SDN 1 Kalee, SDN 2 Kalee, SDN 1 Pawot, dan SMPN Pawot.
Keempat sekolah tersebut berada di Kecamatan Muara Tiga (Laweung). Lalu, SMPN 2 Delima juga masih terendam, sehingga aktivitas belajar berjalan meski kurang maksimal.
Kondisi ini diketahui dari hasil kunjungan Komisi E DPRK Pidie yang memantau pelaksanaan pendidikan pascabanjir, 27 Januari 2016.
“Kami sangat kecewa kenapa masih ada sekolah tak belajar. Kenapa tidak dicari solusi dan koordinasi,” tukas Khairil Syahrial.
Aprian, anggota Komisi E DPRK Pidie menambahkan, semestinya Dinas Pendidikan tidak hanya menerima laporan asal-asalan.
“Maunya dikerahkan semua unit di wilayah pascabanjir, dicek apa saja dan berapa kerusakannya,” tambah Khairil.
Persoalan pendidikan ini, katanya, sangat serius dan butuh penanganan segera. Apalagi saat ini sudah dekat ujian akhir.
“Kenapa tidak diupayakan anak-anak belajar ke sekolah terdekat dengan meminjam buku dari sekolah itu,” tuturnya.