Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Mujianto yang Rusak Bakal Dijadikan Monumen

Khusus rumah Mujianto, tanah dan bangunan rencananya akan dibeli untuk didirikan monumen kecelakaan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Rumah Mujianto yang Rusak Bakal Dijadikan Monumen
Surya/Sri Wahyunik
Lokasi jatuhnya pesawat Super Tucano di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2/2016). Pesawat menimpa rumah warga bernama Mujianto. 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Agus Supriatna menyatakan saat pesawat Super Tucano TT-3108 nyungsep ke dalam tanah di rumah warga di RT 05 RW 03 Kelurahan/Kecamatan Blimbing, Kota Malang, mesin dalam kondisi hidup.

Sebab pesawat mampu mengebor tanah hingga menyisakan ekornya saja.

Ia mengatakan, sebelum kejadian pesawat tengah menjalani uji coba terbang setelah pemeliharaan 300 jam terbang.

Tes seluruh sistem pesawat jenis itu dilakukan tiap 50 jam penerbangan. Tes sebelumnya dilakukan Selasa (9/2/2016). Rabu (10/2/2016), pesawat menjalani tes penerbangan sesuai performa.

"Saat mencapai ketinggian 25.000 feat, performance mencari kecepatan poin 56 marc number. Setelah (mencapai ketinggian) 15.000, dia calling. Setelah berhasil, pesawat melaksanakan tingkatan berikutnya untuk mencari kecepatan 320 knot," ujarnya, saat menggelar jumpa pers di Lanud Abd Saleh, Malang, Rabu petang.

Dari ketinggan 15.000 kaki menuju tingakatan selanjutnya, semestinya pilot memanggil ulang pada sistem. Akan tetapi, hal itu tidak terjadi sampai terdengar kabar pesawat jatuh di permukiman.

Sebelum pesawat nyungsep tanah, pilot sempat mengoperasikan kursi pelontar, sementara juru mesin udara (JMU) tidak.

Hal itu yang menyebabkan JMU pada petang hari ditemukan meninggal dalam kondisi masih di dalam pesawat.

BERITA REKOMENDASI

Evakuasi bangkai pesawat diakui sulit karena lokasi berada di permukiman padat.

Pihak TNI AU, kata Agus, telah meminta izin pada pemilik rumah, Mujianto (54) yang tak lain adalah suami Ny Erma, korban meninggal.

Meski telah menyatakan persetujuan, Agus belum bisa memprediksi waktu selesainya evakuasi. Pasalnya, untuk memasukkan alat berat ke lokasi pun pihaknya mengalami beberapa kendala. Utamanya karena akses masuk yang sempit.

Dibangun Monumen

Terkait evakuasi, Agus menyebut telah membentuk tim yang didatangkan langsung dari Jakarta. Tim berangakat bersama dirinya Rabu siang saat informasi terkait kejadian menyeruak.


Sementara bagi warga terdampak, TNI AU bakal memberi ganti rugi.

Khusus rumah Mujianto, tanah dan bangunan rencananya akan dibeli untuk didirikan monumen kecelakaan serta sebagaan lagi digunakan untuk memperluas halaman musala di lokasi.

Kebetulan, rumah Mujianto bersebelahan dengan sebuah musala.

Investigasi
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin meminta ada investigasi terkait jatuhnya pesawat tempur Super Tucano buatan Brasil. Secara kode etik, investigasi tidak dapat dibuka ke publik.

"Pesawat ini sedang dilakukan investigasi dan saat ini sudah tes terbang 300 jam. Tapi kenapa malah jatuh menukik. Kita turut berduka cita baik pilot dan kopilot yang gugur," kata Hasanuddin di Gedung DPR.

Hasanuddin mengatakan Indonesia telah memiliki 8 unit pesawat tempur Super Tucano dalam keadaan baik. Ia pun belum mengetahui penyebab jatuhnya pesawat itu.

"Tapi baru didapat kesimpulan pesawat baru selesai pemeliharaan 30 jam. Kita tunggu hasil penyelidikan dan investigasi ada apa," kata Politikus PDIP itu.

Mengenai dugaan banyaknya penduduk di sekitar landasan, setahu Hasanuddin, lapangan terbang di Malang jauh dari permukiman.

"Kita lihat menuju Halim juga enggak ada perumahan tapi sekarang ada ya memang enggak bisa dihindari juga. Tapi acuannya juga kalau tes ya sebaiknya cari tempat lain. Tapi enggak bisa dihindari juga kalau pemeliharaan di Malang masa dibawa ke tempat lain," tuturnya.

Pengamat Transportasi Universitas Brawijaya (UB), Achmad Wicaksono (Soni) menduga penyebab kecelakaan pesawat Super Tucano karena faktor human error atau engine failure.

Ia mengatakan, saat itu pesawat sedang dalam ujicoba setelah perawatan rutin. Sehingga terbuka kemungkinan human error atau engine failure.

Faktor human error kemungkinan pilot ada kesalahan perhitungan. Bisa juga karena mesin pesawat. (surya/fla/vie/tribunnews)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas