Kisah Nenek Sebatang Kara di Bali: Tidur di Emperan Dapur, Ditemani Tiga Kucing
Jika malam dan hujan, Sulatri tetap tidur di emperan dapur ditemani tiga ekor kucing dan tiga anjing peliharaannya.
Editor: Wahid Nurdin
Dia bercerita jika saat itu akan melakukan renovasi rumah.
"Dumun ngelah mantu, nanging suud pianak tiang mati lantas ye mulih ke Pupuan, wenten jek cucu kalih (Dulu punya mantu, tapi setelah anak saya mati pulang ke Pupuan, ada dua orang cucu)," ujarnya.
Sulatri menyebutkan cucu laki-lakinya Putu Astika sesekali pernah menjenguknya, dan dibuatkan penjor Galungan.
Cucu perempuannya Sagung Kadek Sri tidak pernah menjenguk karena sudah kawin ke Singaraja.
"Cucu laki-laki kerja di peternakan babi, kadang ke sini tapi jarang," ujarnya.
Tetangga Ninik Taman, Pak Totok (49) yang sempat ditemui Tribun Bali mengatakan memang perhatian langsung kepada wanita paruh baya itu minim dari pihak keluarga.
Bahkan listrik yang mengalir ke rumahnya di putus karena tidak terbayar.
"Ini listrik minta ke tetangga, tapi masih ada hubungan kerabat," ujarnya.
Sementara Perbekel Desa Gubug I Nengah Mawan saat dikonfirmasi membenarkan jika Sagung Nyoman Sulatri adalah warganya dan telah mendapatkan bantuan raskin dari pemerintah.
"Yang bersangkutan memang tinggal sebatangkara, tapi kami telah masukkan ke dalam penerima raskin dan bantuan kesehatan JKBM," ujarnya.
Untuk pengurusan JKBM, Mawan mengatakan jika ada kerabatnya yang mengurus administrasi.
Untuk program bedah rumah pihak desa telah mencoba mengusulkan pada tahun 2014, tapi belum mendapatkan pada 2015.
"Tahun 2016 kami akan coba usulkan lagi, agar bangunan yang telah ada bisa direnovasi agar bisa ditempati ," ujarnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.