Wali Kota Jambi Minta Korban Penipuan PNS Tak Cabut Laporan
"Dia (Julian Ananda) datang waktu itu. Kami bertemu di Sungai Gelam, dia minta Rp 40 juta. Adik saya Rp 30 juta tapi baru bayar 15 juta," ucap korban.
Penulis: Dedi Nurdin
Editor: Y Gustaman
Lapiran Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Hasrat begitu kuat untuk menjadi pegawai negrri sipil di Kota Jambi, Wahyono sempat menjual kebun keluarga, belakangan ia menjadi korban penipuan.
Curahatan hatinya Wahyono sampaikan kepada Wali Kota Jambi, SY Fasha. Warga Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi itu sempat didatangi Julian Ananda yang mengiming-iminginya menjadi pegawai PDAM.
Karena tertarik dengan iming-iming yang disampaikan Julian Ananda, Wahyono dan adiknya nekat menjual kebun keluarga.
Baca juga: Anak Pejabat Tipu Puluhan Warga yang Ingin Jadi PNS
"Saya ingat persis Pak Wali, mukanya enggak mungkin saya lupa. Dia (Julian Ananda) yang datang waktu itu. Kami bertemu di Sungai Gelam, dia minta Rp 40 juta. Adik saya Rp 30 juta tapi baru bayar 15 juta, kata dia boleh bayar dua kali," cerita Wahyono, Jumat (12/2/2016).
Wali Kota Jambi sempat menanyakan alasan korban nekat menjual kebun demi menjadi PNS di Pemkot Jambi.
"Katanya gaji pokok Rp 2,5 juta di luar tunjangan. Sebulan bisa berima sekitar Rp 3 juta. Dia bilang waktu itu bapaknya Pjs Dirut PDAM, sekarang Asisten II, makanya kami percaya. Terus dia bilang SK-nya bisa digadaikan ke bank," sambung Wahyono.
Menanggapi laporan tersebut, Wali Kota Jambi meminta agar korban tak mencabut laporan. "Tolong laporan jangan dicabut, bila perlu yang belum melapor, laporkan ke polisi. Biar jelas," kata Fasha.
"Tolong kasih tahu sanak kamu, itu bohong. Mana ada honor gaji Rp 2,5 juta. Kalau mau tahu honor di Kota Jambi, gaji cuma Rp 1,5 juta," beber Wali Kota Jambi.
Sementara, Julian Ananda yang hadir dalam pertemuan tersebut hanya diam dan tertunduk.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.