Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Daun Singkong Mengandung Sianida? Ini Tanda-tandanya

Agar aman dikonsumsi, perlu dilakukan beberapa proses untuk memasaknya.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Daun Singkong Mengandung Sianida? Ini Tanda-tandanya
Tribun Jogja/ Siti Ariyanti
Contoh daun singkong yang mengandung sianida. Dibutuhkan proses tertentu saat memasak agar aman dikonsumsi. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Siti Ariyanti

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA  -  Sayuran daun singkong sudah tidak asing di telinga kita. Jenis sayuran ini juga sangat mudah ditemukan di sejumlah warung makan.

Namun tahukah Anda bila ada jenis singkong sekaligus daunnya yang mengandung sianida? Agar aman dikonsumsi, perlu dilakukan beberapa proses untuk memasaknya.

Akun Facebook Tri Cahya Saputra membeberkan bagaimana seorang tetangganya meninggal dunia diduga setelah makan daun singkong jenis taun.

Mulut korban mengeluarkan busa sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong.

"Daun singkong jenis taun yang besar itu ternyata mengandung racun. Mungkin karena cara memasak yang tidak tepat atau sebab lain saya kurang tahu. Ia (korban) meninggal dunia," tulis Tri di Facebook.

Postingan itu ditanggapi oleh banyak netizen dan beberapa membenarkan bahwa daun singkong jenis tersebut beracun. Sejumlah pengguna Facebook bahkan mengatakan bila singkong mengandung sianida.

Berita Rekomendasi

"Getah singkong mulai dari kulit, buah, batang sampai daun mengandung sianida. Sapi tetangga saya juga keracunan karena kulit singkong," tulis akun Facebook Gunawan Gundhul menanggapi postingan tersebut.

Lalu, singkong seperti apakah yang perlu diwaspadai?

Dalam kondisi normal, singkong merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan meskipun memiliki sedikit protein. Pada beberapa jenis singkong, terdapat senyawa yang berpotensi racun yakni linamarin dan lotaustralin yang termasuk glikosida sianogenik.

Jurnal yang diterbitkan Sentra Informasi Keracunan Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan, Linamarin dengan cepat dihidrolisis menjadi glukosa dan aseton sianohidrin.

Sedangkan lotaustralin dihidrolisis menjadi sianohidrin dan glukosa.

Di bawah kondisi netral, aseton sianohidrin didekomposisi menjadi aseton dan hidrogen sianida (HCN) sehingga menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsi.

Masyarakat luas mengenalnya sebagai racun asam biru karena terdapat bercak biru pada singkong. Sehingga bila menemukan warna tersebut, sebaiknya urungkan niat untuk mengkonsumsi singkong.

Semakin tinggi kadar sianida, rasa singkong akan semakin pahit. Sedangkan singkong yang manis tidak banyak mengandung sianida.

Kebanyakan keracunan singkong karena proses memasak yang tidak benar. Bila memang sangat membutuhkan singkong yang memiliki bercak biru, Anda harus mengupas kulit dan mencucinya dengan bersih.

Potong-potong singkong dan rendam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari. Setelah itu, cuci kembali dan masak dengan sempurna, baik itu direbus, goreng ataupun bakar.

Apabila ada yang terlanjur keracunan, berikan arang aktif tetapi harus sesuai dengan dosis yang tercantum dalam label kemasan. Bila arang aktif tidak tersedia, rangsang pasien untuk muntah dan segera larikan ke rumah sakit. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas