Insiden Topi Miring hingga Tanda Pangkat Bupati Badung Jatuh Dua Kali
Insiden jatuhnya tanda pangkat Giri Prasta sontak membuat petugas protokoler kelimpungan dan buru-buru memperbaiki.
Editor: Dewi Agustina
Namun di sisi lain, Giri Prasta melihat insiden dua kali pangkatnya jatuh secara politik sebagai pertanda dirinya dua periode akan memimpin Badung.
"Dua kali jatuh bisa berarti nanti dua periode memimpin Badung," kata Giri Prasta sembari tersenyum.
Kepala Protokoler Pemerintah Provinsi Bali Sutha Diana enggan berkomentar banyak mengenai peristiwa ini.
Apalagi perlengkapan pelantikan semuanya disiapkan kabupaten/kota masing-masing.
"Masalah teknis saja, perlengkapan disiapkan kabupten/kota masing-masing," kata Diana.
Sebelum pelantikan, keenam pasangan Bupati-Wakil Bupati dan Wali Kota-Wakil Wali Kota dijadwalkan mengikuti prosesi Mejaya-jaya di Merajan Agung Pemerintah Provinsi Bali pada pukul 07.00 Wita.
Namun Giri Prasta dan wakilnya, I Nyoman Suiasa, tidak mengikuti prosesi sakral tersebut.
Begitu juga pasangan Wali Kota-Wakil Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra dan AA Gusti Ngurah Jaya Negara.
Hanya empat pasangan Bupati-Wakil Bupati yang melakukan prosesi Mejaya-jaya.
Mereka Bupati/Wakil Bupati Tabanan, Bupati/Wakil Bupati Karangasem, Bupati/Wakil Bupati Jembrana, dan Bupati/Wakil Bupati Bangli.
Giri Prasta hanya berbicara sedikit tentang prosesi Mejaya-jaya.
Pihaknya mengatakan sudah melakukan prosesi Mejaya-jaya di Pemkab Badung dan tidak ada hubungannya dengan jatuhnya tanda jabatannya.
"Kami sudah melakukan Mejaya-jaya, sudah itu," ujarnya singkat.
Sementara Rai Mantra mengatakan pihaknya sudah melakukan prosesi Mejaya-jaya di Pura Jagadnatha, Denpasar, Bali, Rabu (16/2/2016).