Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Balita Gizi Buruk Masih Banyak Terjadi di Jawa Timur, Ini Penyebabnya

Masalah gizi bagi anak balita di wilayah Jawa Timur (Jatim) saat ini tidak lagi diakibatkan kemiskinan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kasus Balita Gizi Buruk Masih Banyak Terjadi di Jawa Timur, Ini Penyebabnya
SRIPOKU.COM/SETIA BUDI
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Masalah gizi bagi anak balita di wilayah Jawa Timur (Jatim) saat ini tidak lagi diakibatkan kemiskinan.

Kampanye menu empat sehat, lima sempurna, sudah berganti menjadi empat pilar gizi seimbang.

Yaitu mengkonsumsi makanan beraneka ragam. Melembagakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Menumbuhkan kebiasaan berolahraga dan aktivitas fisik. Dan memantau serta mempertahankan berat badan normal.

Nur Aini, salah satu kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Bulak Banteng, Kota Surabaya, mengakui bila saat ini, balita warga miskin di daerahnya tidak lagi kurang gizi.

"Secara dilihat begitu, tubuhnya tidak kurus, perutnya tidak buncit. Tapi memang tubuhnya tidak bersih. Pertumbuhannya kurang," cerita Nur Aini, saat mengikuti seminar tentang gizi yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim, Jumat (19/2/2016).

Balita warga miskin di kampungnya, sudah mendapat bantuan makanan pendamping ASI.

Berita Rekomendasi

Sehingga cukup bergizi. Tapi soal kebersihan dan olahraga masih rendah.

"Tidak hanya anaknya. Orangtuanya juga tidak banyak bergerak. Terlihat sering duduk sambil ngemil. Bangunnya siang, malas bersih-bersih," lanjut Nur Aini.

Kebiasaan itulah yang kini membuat mutu kesehatan warga tidak kurang gizi, tapi juga kurang bermanfaat. Berpotensi mengalami masalah kesehatan di masa dewasa atau tua.

Kepala Dinas Kesehatan, dr Harsono, di sela membuka acara yang digelar di Maspion Square itu, menambahkan, di Jatim jumlah balita gizi buruk berada di kisaran 2,2 persen.

Jumlah itu lebih sedikit dibanding target MDGs (Millennium Development Goals atau deklarasi tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015-ref), yang mencapai 3,6 persen.

"Meski begitu, target kami, Jatim bisa bebas gizi buruk. Selain itu, juga menjaga gizi untuk seimbang. Tidak lagi sekedar makan, tapi lebih harus sesuai empat pilar gizi seimbang itu," jelas mantan Bupati Ngawi tersebut.

Untuk intervensi terhadap target gizi seimbang, Dinkes mengupayakan pemberian vitamin.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas