Anggota Aprindo Setahun Habiskan Rp 300 Miliar untuk Biaya Membuat Kantong Plastik
Warga Kota Bandung diminta tak lagi menggunakan kantong plastik setiap berbelanja.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Warga Kota Bandung diminta tak lagi menggunakan kantong plastik setiap berbelanja.
Warga Kota Bandung harus membayar Rp 200 untuk setiap kantong plastik yang dibeli di pasar modern yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, pun menekankan warga Kota Bandung sebaiknya memakai tas belanja sendiri jika berbelanja ke peritel.
Penggunaan kantong plastik dilakukan jika benar-benar konsumen lupa membawa tas belanja.
Kendati begitu, uang pembelian kantong plastik itu akan dikumpulkan dan digunakan lagi untuk kepentingan masyarakat di Kota Bandung.
"Dari seluruh anggota Aprindo ini, setahun bisa menghabiskan Rp 300 miliar hanya untuk biaya membuat kantong plastik ini. Kalau untuk masyarakat ini bisa jadi masjid, sekolah, menolong orang miskin itu alangkah indahnya," ujar Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, kepada wartawan usai peresmian kantong plastik berbayar di Jalan Ir Juanda, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/2/2016).
Wali kota yang akrab disapa Emil ini pun mewanti-wanti, kepada anggota Aprindo untuk berkomitmen agar kantong plastik yang dibeli itu tidak dijadikan sebagai pemasukan.
Hasil pembelian itu ditabung Aprindo untuk dikembalikan menjadi program sosial lingkungan.
"Masalah jadi apa nanti, mari kita bicarakan lagi. Saya juga belum tahu. Saya titip jangan sekali secara etika moral dibebani biaya produksi kantong plastik ini dibebani masyarakat. Tapi mari kita kembalikan ke program masyarakat," ujar Emil.
Sekretaris DPP Aprindo, Solihin, mengaku akan melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah mengenai pengawasan uang hasil pembelian kantong plastik berbayar tersebut.
Ia berjanji jika semua peritel yang menjalankan program tersebut akan transparan mengenai program kantong plastik berbayar tersebut.
"Rp 200 itu biaya untuk kantong plastik itu, tapi bukan berarti konsumen membayar dan kami manfaatkan. Intinya kantong plastik berbayar ini tidak akan dimanfaatkan peritel," ujar Solihin.
Solihin menambahkan, Aprindo sangat mendukung penuh mengenai penggunaan kantong plastik berbayar tersebut. Sebab tak dimungkiri jika peritel mengeluarkan puluhan ribu kantong plastik setiap harinya untuk melayani konsumen.
"Kalau bicara jujur setiap orang belanja itu ada 300 orang konsumen setiap harinya, dikalikan 10 ribu gerai, ada berapa puluh ribu kantong plastik yang dikeluarkan. Dengan hal ini minimal penggunaan kantong plastik bisa dikurangi," ujar Solihin. (cis)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.