Ribuan Hektar Tanaman Padi di Jatim Kebanjiran
Sebanyak 3.336 hektar lahan tanaman padi di Jatim kebanjiran. Dampaknya, 146 hektar diantaranya dipastikan gagal panen, akibat puso.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebanyak 3.336 hektar lahan tanaman padi di Jatim kebanjiran. Dampaknya, 146 hektar diantaranya dipastikan gagal panen, akibat puso.
Kepala Dinas Pertanian Pemprov Jatim Wibowo Eko Putro mengatakan, pada masa tanam bulan Oktober 2015 lalu, lahan pertanian di Jatim yang ditanami seluas 1,2 juta hektar.
Seiring dengan tingginya curah hujan yang memicu terjadinya banjir di sejumlah wilayah, sebanyak 3.336 hektar lahan pertanian tergenang banjir. Dari jumlah itu, 146 hektar gagal panen akibat puso.
Meski ada yang puso, jumlahnya, kata cukup sedikit. Tidak ada 1 persen dari total lahan tanaman padi.
"Jadi, dipastikan tak akan mengganggu stok pangan di Jatim," ujarnya, Minggu (21/2/2016).
Menurut Eko, minimnya tanaman padi yang gagal panen, karena banjir yang merendam lahan pertanian tidak sampai lebih dari tiga hari.
Jika lebih tiga hari, dipastikan jumlah padi yang gagal panen makin besar. Karena padi tak bisa melakukan fotosintesis dengan sempurna.
"Dengan begitu tanaman padi akan mati dan tak bisa dipanen," tegasnya.
Namun, di sejumlah daerah yang menjadi lumbung pangan Jatim. Seperti Lamongan, Bojonegoro, dan Mojokerto, genangan air banjir tidak lama surut kembali. Sehingga padi tetap hidup.
"Makanya kita optimis, hasil panen pada subron satu (Januari-April) ini mencapai 6,3 juta ton gabah kering giling," tukas mantan Penjabat Wali Kota Pasuruan ini.
Dengan begitu, Pemprov Jatim, kata Eko akan tetap dapat memenuhi target produksi 13 juta ton gabah kering giling pada tahun ini.
Selain tanaman padi, hujan dan banjir, lanjut Eko, juga tidak sampai mempengaruhi tanama jagung, kedelai, dan bawang merah yang ada di Jatim.
"Khusus bawang merah, hujan malah menjadikan tanamannya lebih bagus," tandasnya.