Rita Berharap Kantong Plastik Berbayar Sadarkan Warga Manado
Sosialisasi berupa tulisan ini sudah terpajang di toko-toko dan kantong plastik sudah berbayar Rp 200.
Penulis: Ferdinand Ranti
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Manado, Ferdinand Ranti
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Pemerintah mulai menguji coba penerapan kantong plastik berbayar di ritel modern di Indonesia pada Minggu ini, 21 Februari 2016.
Program pemerintah ini sudah mulai berjalan di beberapa ritel yang tersebar di Kota Manado. Program ini menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat.
Pantauan Tribun Manado, Selasa (23/2/2016) beberapa ritel sudah menjalankan program ini. Sosialisasi berupa tulisan ini sudah terpajang di toko-toko dan kantong plastik sudah berbayar Rp 200.
Beberapa warga Kota Manado menanggapi program pemerintah ini.
Rita, ibu rumah tangga ini menilai program plastik berbayar saat berbelanja dikatakan sangat bagus agar tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih.
"Bagus program ini, agar supaya orang-orang yang hobi buang plastik sembarang sadar, dan mereka bisa menyimpan plastik agar digunakan kembali atau saja saat berbelanja bisa membawa tas tanpa harus kantong plastik," jelas ibu dua anak ini.
Lanjutnya, program Kementrian Lingkungan Hidup guna mengurangi sampah plastik.
"Mari kita kurangi pemakaian sampah plastik demi kebaikan lingkungan kita," tambahnya.
Dia berbagi pengalaman, saat sedang berbelanja di ritel ada seorang warga negara asing sedang belanja di dalah satu ritel Alfamart. Kemudian salah satu karyawan menawarkan kantong plastik agar barang-barangnya itu bisa tersimpan di dalam kantong plastik.
Tapi si warga asing menolak sebab menurut dia kalau penggunaan plastik bisa menambah volume sampah.
"Beliau katakan kalau dia prihatin dengan Pulau Bunaken yang penuh dengan sampah. Warga asing saja mau menjaga lingkungan dengan cara mengurangi pemakaian plastik. Kita harus malu sama mereka. Jadi mari kita bersama-sama menjaga dan lestarikan lingkungan hidup dengan mengurangi pemakaian kantong plastik serta jangan membuang sampah sembarangan," jelas wanita berusia 46 tahun ini.
Begitu juga Risal, pria berusia 30 tahun ini mengatakan, jangan sampai program ini berjalan tidak sesuai dengan harapan.
"Jangan hanya sampai di program saja dan tidak jalan. Harus diterapkan dan berjalan seterusnya. Kalau saya menilai, warga saat ini lebih memilih membayar Rp 200 dibandingkan repot-repot membawa kantong plastik dari rumah. Tapi semuanya tergantung dari diri kita masing-masing," katanya.
Dikatakan Kepala BLH Kota Manado, Heri Saptono, saat ini Manado masih sosialiasi surat edaran kantong plastik berbayar.
"Kita sudah kumpul pengusaha retail, kedepan kita rapat kembali di Manado. Di Manado beberapa mulai memasang dan menerapkan. Kota Manado termasuk kota yang menjadi uji coba pengurangan kantong plastik. Mudah-mudahan masyarakat mendukung," jelas Saptono.
Menurut dia, kementerian lingkungan hidup menetapkan 22 kota sebagai uji coba pengurangan 22 kota sebagai uji coba pengurangan sampah plastik terurai. Kota Manado salah satunya.
Dikatakannya, sudah ada surat edaran Wali Kota kepada pengusaha retail seperti Super market, mini market dan lainnya. Agar pengguna kantong plastik dikurangi.
"Kedepan setiap kelurahan akan memiliki bak penampungan sampah dan bank sampah. Sosialisasi saat ini sudah jalan agar masyarakat yang hendak ke toko untuk berbelanjan sudah menyiapkan kantong plastik atau tas bukan berbahan plastik sudah disediakan di rumah," imbuhnya. (*)