Warga Bandung Nilai Harga Kantong Plastik Terlalu Murah
Mereka pun berpendapat harga plastik berbayar seharusnya bisa lebih mahal lagi.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah ibu rumah tangga di Kota Bandung, Jawa Barat, mendukung penuh program kantong plastik berbayar Rp 200 untuk setiap kantongnya.
Mereka pun berpendapat harga plastik berbayar seharusnya bisa lebih mahal lagi.
Lani Safitri (35), misalnya, yang mengusulkan penggunaan harga kantong plastik minimal Rp 10 ribu. Menurutnya, tingginya harga dinilai lebih ampuh mengurangi penggunaan kantong plastik ketimbang Rp 200.
"Kalau memang mau mengurangi sebaiknya ada sikap tegas. Kalau Rp 200 itu nanggung. Kalau warga mampu pastinya milih beli ketimbang bawa tas belanja sendiri," ujar warga Jalan Semarang, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Jabar, Selasa (23/2/2016).
Lani menambahkan, pemerintah daerah harus gencar sosialiasi mengenai aturan tersebut. Sebab ia yakin belum banyak warga yang mengetahui adanya aturan kantong plastik berbayar.
Ia pun belum banyak melihat pengumuman mengenai penggunaan kantong plastik.
"Aturan ini bermanfaat sekali untuk anak dan cucu kita. Buat saya sendiri ini bisa sangat mengurangi limbah plastik di rumah. Padahal limbah plastik itu sulit terurai," ujar Lani.
Hal senada juga dikatakan ibu rumah tangga lainnya, Siti (40). Warga Vila Pasir Wangi, Kelurahan Pasir Jati, Kecamatan Ujung Berung, ini mengatakan, penggunaan kantong plastik dengan harga Rp 200 terlalu murah dibandingkan dengan kerusakan yang ditimbulkan.
"Kalau peritel takut masyarakat tidak berbalanja itu bukan alasan yang tepat. Namanya masyarakat itu pasti belanja karena punya kebutuhan," kata Siti ketika berbincang dengan Tribun.
Siti menilai, pemerintah masih setengah hati membuat aturan tersebut. Sebab Indonesia sudah tertinggal jauh soal kantong plastik tak lagi digunakan sebagai tas belanja. Maka dari itu semua harus berkomitmen mengenai pengurangan penggunaan kantong plastik.
"Kalau menunggu adanya kesadaran sangat sulit. Karena kita bisa lihat, masih banyak sampah berserakan dan banyak warga yang tidak buang sampah pada tempatnya," ujar Siti.
Ibu rumah tangga lainnya, Susiana(34), warga Sekelimus Utara RT 4/7, Kecamatan Bandung Kidul, mengatakan, penggunaan kantong plastik jangan hanya di tingkat pasar modern saja. Menurutnya, semua pasar juga harus melaksanakan aturan serupa.
"Percuma saja kalau yang diterapkan di pasar modern saja. Sebab toko yang jual kantong plastik juga masih ada. Jadi kan percuma juga kalau ada aturan seperti itu," kata Susiana.
Kalaupun ada pelaku UMKM yang keberatan dengan hal tersebut, Susiana menambahkan, pemerintah juga harus berinovasi membuat kantong pengganti yang rama lingkungan. Sebab pemberian kantong juga bentuk pelayanan untuk para konsumen.
"Saya yakin, kalau semua pihak saling mendukung, gerakan ini bisa berjalan dengan lancar," ujar Susiana. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.