Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Riwayat dan Cerita Mistis Kolam Renang Peninggalan Belanda di Kota Bogor

Kolam renang pertama peninggalan Belanda di Kota Bogor pernah melahirkan perenang andal. Kini tinggal menyisakan cerita mistis karena tak terurus.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Riwayat dan Cerita Mistis Kolam Renang Peninggalan Belanda di Kota Bogor
Tribun Bogor/Ardhi Sanjaya
Wali Kota Bogor, Bima Arya, menunjukkan kolam renang pertama peninggalan Belanda di Kota Bogor yang kondisinya kini memprihatinkan, Kamis (25/2/2016). Padahal, kolam renang ini pernah mencetak perenang andal dan berprestasi. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Kolam renang pertama di Kota Bogor peninggalan masa penjajahan Belanda pernah melahirkan perenang andal dan berprestasi.

Orang Bogor tulen menyebutnya 'Bakbis' atau 'Kota Paris,' tapi sekarang tinggal riwayat. Kondisinya kini memprihatinkan, dinding kolam kusam oleh lumut, warna airnya menghijau, dan ilalang tumbuh di sana-sini. Kesan kolam renang ini berubah seperti kolam ikan.

Di kolam renang yang terletak di Kampung Kebon Kopi, RT 1/6, Kelurahaan Kebon Kalapa, Bogor Tengah, Kota Bogor, menjadi saksi bisu bagi Bima Arya. Saat kecil dulu, Wali Kota Bogor itu pernah berenang di kolam tersebut.

"31 tahun lalu saya ke sini, waktu SD. Saya ingat betul," ujar Bima Arya di lokasi yang menyempatkan datang bersama istrinya, Yane Ardian, Kamis (25/2/2016).

Politikus Partai Amanat Nasional itu mengenang kolam renang bernama 'Pemandangan' sangat dikenal warga Bogor. Jangan mengaku warga Bogor jika belum berenang di kolam ini, begitu kaya Bima.

Tak hanya berfoto, Bima berkeliling melihat kondisinya yang tidak terurus. Ada tiga kolam yang dulu menjadi lokasi latihan perenang asal Kota Hujan itu.

Berita Rekomendasi

Kolam renang yang berada persis bersisian dengan Sungai Cisadane tak terawat. Tengok saja kamar bilas dan bangunan lainnya berwajah kusam, meski pondisi seluruh bangunan masih kokok.

"Saya ingat sekali, kalau berenang selalu ada ular," Bima mengenang.

Soraya, pewaris lahan seluas lebih 4,5 hektare lebih ini, menerangkan pemandian ini terakhir beroperasi pada 2005 lalu. Ayahnya, Syarif Sehab, membeli lahan ini dari orang Tionghoa.

"Kalau kolam sudah ada sejak 1928, waktu masih zaman Belanda. Sampai sekarang tidak kami ubah, kami pindah ke sini tahun 1964," cerita Soraya.

Enam bersaudara mengaku belajar berenang hingga menjadi atlet Porda Kota Bogor di kolam renang ini. Soraya lahir di sini. Bersama kakak beradiknya juga berlatih di kolam ini.

"Saya lahir di sini, latihan di sini, ikut porda empat kali. Adik kakak saya juga menjadi atlet. Banyak atlet yang latihannya di sini," imbuh Soraya.

Kondisi kolam renang yang sudah tua juga tak lagi terawat, menyiarkan kabar mistis di kalangan masyarakat.

"Katanya ada noni Belanda segala macam. Tapi alhamdulillah kami enjoy saja di sini, tidak pernah dikasih lihat yang kaya begitu," beber dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas