Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penderita Schizophrenia Memiliki Kepribadian Ganda

Gejala schizophrenia hampir serupa dengan penyakit kejiwaan lainnya.

Penulis: Achmad Subechi
zoom-in Penderita Schizophrenia Memiliki Kepribadian Ganda
Tribun Pontianak/Zulkifli
Dua jenazah korban pembunuhan oleh oknum polisi yang merupakan ayah kandungnya, dibawa ke RSUD Melawi. Sejumlah kerabat korban dan anggota polisi tampak menunggu di halaman RSUD Melawi, Jumat (26/2/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, MELAWI-Kapolda Kalimantan Barat (Kalbar) Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan, ada dugaan Brigadir Petrus Bakus, anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat, tega memutilasi dua anaknya lantaran terkena penyakit mental schizophrenia.

Benarkah penyakit itu menyerang otak? Seperti dikutip dari website meetdoctor.com, schizophrenia merupakan kumpulan kelainan otak yang membuat penderitanya menafsirkan kenyataan secara berbeda.

Schizophrenia dapat menimbulkan halusinasi, delusi, dan penyimpangan cara berpikir dan perilaku. Kondisi ini membuat penderitanya secara perlahan kehilangan kemampuan untuk bisa hidup berbaur dengan orang lain dan merawat diri sendiri.

Banyak orang menganggap penderita schizophrenia memiliki kepribadian ganda. Kata  schizophrenia sendiri berarti ‘pemikiran yang terpisah’, tapi lebih condong kepada gangguan keseimbangan emosi dan cara berpikir. Schizophrenia adalah kondisi kronis yang memerlukan perawatan seumur hidup.

Gejala schizophrenia hampir serupa dengan penyakit kejiwaan lainnya. Pada laki-laki, gejalanya biasanya muncul saat remaja atau umur 20-an tahun.

Sementara, pada perempuan umumnya terlihat pada umur 20-an tahun atau awal 30. Sangat jarang sekali anak-anak atau mereka di atas umur 40 tahun yang didiagnosis dengan schizophrenia.  

Gejala dan pertanda schizophrenia umumnya dibedakan dalam tiga kategori:

BERITA REKOMENDASI

1. Gejala positif. Gejala positif merujuk pada ekses atau gangguan fungsi normal penderitanya meliputi:

Delusi
Kondisi ini biasanya mencakup gangguan interpretasi terhadap persepsi atau pengalaman yang dialami. Ini adalah gejala yang paling umum

Halusinasi
Kondisi ini meliputi melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada

Gangguan cara berpikir
Gangguan ini membuat penderitanya kesulitan dalam berbicara dan berpikir secara sistematis

Gangguan perilaku
Kondisi ini dapat berupa perilaku kekanak-kanakan atau emosi yang meledak-ledak


2. Gejala negatif. Gejala negatif merujuk pada menurun atau menghilangnya karakteristik fungsi normal penderitanya. Gejala ini muncul sebelum gejala positif, terkadang berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Kondisinya meliputi:

- Kehilangan ketertarikan
- Tampak tidak memiliki emosi 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas