Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ide Ridwan Kamil, Ojek Pangkalan Kota Bandung Berbasis Aplikasi Online

Pengojek pangkalan di Bandung yang tergabung dalam Akod, akan menjadi saingan pengojek berbasis aplikasi yang lebih dulu ada. Ini ide Ridwan Kamil.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Ide Ridwan Kamil, Ojek Pangkalan Kota Bandung Berbasis Aplikasi Online
Kompas.com/Dendi Ramdhani
Ratusan tukang ojek pangkalan saat melakukan unjuk rasa di halaman Balaikota, Jalan Wastukencana, Senin (26/10/2015). Mereka meminta pemerintah untuk menghapuskan go-jek di Kota Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pengojek pangkalan di Kota Bandung bakal naik derajat. Mereka bakal tergabung sebagai pengojek berbasis aplikasi ojek pangkalan alias Akod.

Ide ini diembuskan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Rupanya, pria yang akrab disapa Kang Emil ini akan membuat pengojek pangkalan berbasis aplikasi, tak kalah dari pengojek aplikasi yang lebih dulu hadir seperti Go-Jek, Grab Bike, Smartjek, Bang Jek, Taksi Jeger, Ejesy dan Bluejek.  

"Akod untuk meningkatkan ekonomi tukang ojek pangkalan. Yang membuat aplikasi pihak ketiga dan segera disosialisasikan," ujar Kang Emil di Pendopo, Bandung, Sabtu (27/2/2016).

Kang Emil berujar, pertengahan Maret harus bisa diluncurkan makanya koordinator pangkalan ojek mengadakan pertemuan di Pendopo untuk menampung aspirasi.

Masyarakat yang perlu ojek bisa mengunduh aplikasi Akod, yang terkoneksi dengan para koordinatornya. "Pemesan ojek pangkalan koneksinya tidak langsung ke tukang ojek tapi ke koordinator," beber Kang Emil.

Para koordinator yang mengatur rejeki para tukang ojek sehingga pendapatan bisa merata tidak rebutan. Adanya Akod diharapkan membantu perbaikan ekonomi pengojek pangkalan.

Berita Rekomendasi

"Ini solusi yang saling menguntungkan dan untuk tarif disesuaikan dengan jarak," ujar Emil.

Pengojek pangkalan yang tergabung dalam Akod harus memiliki ID khusus agar penumpang mudah mengenalinya, sekaligus mengantisipasi hal tidak inginkan. Jika ada kasus mudah dicari dan dilacak pelakunya.

"Bukan hanya tukang ojek, sopir taksi, sopir angkot dan semua sopir moda transportasi di Kota Bandung harus pakai ID," sambung Emil.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas