Ini Penampakan Kamar yang Menjadi Tempat Praktik PSK di Apartemen Taman Sari Panoramik
Bayangkan, apartemen itu juga berfungsi sebagai tempat tinggal sehingga 'seolah-olah' serasa di rumah sendiri
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pelanggan prostitusi online, khususnya yang berhasil diungkap jajaran Polsek Arcamanik akan memberikan sensasi yang berbeda.
Biasanya, tempat untuk beraktivitas seks dengan PSK berada di ruangan sempit yang memang khusus diperuntuknya, sepertinya Kalijodo ataupun tempat lainnya.
Kondisi yang beda bakal dirasakan saat menjadi pelanggan pekerja seks komersial binaan S alias Diki dan AR.
Bayangkan, apartemen itu juga berfungsi sebagai tempat tinggal sehingga 'seolah-olah' serasa di rumah sendiri.
Tribun berkesempatan melihat isi dalam kamar dari luar pintu masuk ketika polisi menggeledah ulang kamar nomor 30 meski hanya dari pintu masuk.
Begitu pintu dibuka, tak jauh dari pintu masuk terlihat kompor gas hitam untuk dua wajan yang berada di sebelah kanan.
Di sebelah kiri terlihat galon air yang terpasang di atas dispenser.
Sejauh mata memandang, kamar tersebut cukup luas untuk dihuni seorang pemilik.
Selain itu, terdapat beberapa ruangan yang satu di antaranya merupakan kamar tidur lantaran pinggir kasur terlihat begitu jelas dari pintu masuk.
Di setiap ujung lorong pun terdapat jendela yang bisa melihat suasanan luar Kota Bandung dari lantai 10.
Di sebelahnya pun terdapat pintu masuk ke dalam ruangan namun sayang ruangan itu terlihat gelap.
Sedangkan di seberang kamar tidur, terdapat halaman yang cukup luas namun tidak diketahui digunakan untuk apa saja halaman tersebut.
Tentunya kondisi ini memang berbeda dibandingkan jika beraktivitas di hotel, namun tetap saja akan memberikan sensasi yang berbeda.
Manajemen Apartemen Taman Sari Panoramik melalui perwakilan HRD, Herdi Indroyono kepada Tribun mengatakan, masing-masing kamar berada di ujung lorong atau kamar terakhir di dua lorong berbentuk L.
"Ukurannya saya kurang paham, tapi untuk satu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak cukup tinggal di kamar tersebut," katanya.
Kini dua kamar di lantai 10, yakni kamar nomor 7 dan kamar nomor 30 di salah satu blok Apartemen Taman Sari Panoramik itu disegel polisi dengan dipasangi garis polisi.
Kapolsek Arcamanik, Kompol Asep Saepudin mengatakan, kedua kamar tersebut memang ditinggali pekerja seks komersial binaan S alias Diki dan AR.
Masing-masing kamar dihuni dua PSK yang tidak memiliki tempat tinggal.
Terkadang Diki pun menginap di salah satu kamar tersebut untuk mengawal kerja para PSK-nya.
"Jadi kalau satu kamar dipakai untuk eksekusi, mucikari dan PSK lainnya di kamar yang satu. Kalau dua-duanya dipakai, mucikarinya turun ke lantai bawah," ujar Asep Mapolsek Arcamanik, Jalan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Rabu (2/3/2016).
Diki bersama muncikari lainnya, AR sudah sejak empat bulan menghuni apartemen yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung.
Diki mengambil 20 persen dari tarif yang dibayarkan pelanggan. Uang itu untuk biaya menyewa kamar yang per bulannya mencapai Rp 6 juta.
Setidaknya ada enam PSK yang bergabung dengannya untuk menjalani praktik prostitusi tersebut.
Para pelanggan Diki berasal dari Kota Bandung, Jakarta, dan lainnya.
Proses penawaran dan kesepakatan harga pun dilakukan melalui media sosial WeChat.
Tersangka mucikari menampilkan foto profil seorang wanita dan foto para PSK di bawah naungannya.
Lima PSk yang diamankan berinisial ES (21), A (19), T (19), MA (22), dan R (21).
Selain lima PSK, dua pria yang diduga sebagai mucikari, yakni Diki dan AR (20), warga Jalan Ujung Berung, Kota Bandung. Keduanya kini ditahan di Markas Polsek Arcamanik untuk proses penyidikan.