Kabupaten Berau Tiba-tiba Diselimuti Kabut, Jarak Pandang Kurang 500 Meter
Kepala BMKG Berau, Muhammad Sulam Kilmi kepada Tribun memastikan, kabut tersebut bukanlah kabut asap.
Editor: Wahid Nurdin

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – Sejak Senin (7/3/2016) dinihari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur diselimuti kabut tebal.
Bahkan kabut ini membuat jarak pandang kurang dari 500 meter. Melihat kabut yang begitu tebal, masyarakat sempat beranggapan, kabut tebal tersebut disebabkan oleh pembakaran.
Namun menurut pengamatan Tribun, kabut tebal yang menyelimuti sebagian besar wilayah Kabupaten Berau ini bersifat lembab, ada butiran air yang berjatuhan.
Kepala BMKG Berau, Muhammad Sulam Kilmi kepada Tribun memastikan, kabut tersebut bukanlah kabut asap.
“Itu kabut basah, beda dengan asap, kabut asap kering karena merupakan hasil sisa pembakara,” jelas Sulam.
Dijelaskannya, kabut tersebut terjadi karena suhu udara yang dingin, sementara aliran udara sangat minim.
“Tapi karena ini kabut yang disebabkan partikel air di udara, menguap saat matahari terbit. Berbeda dengan kabut asap yang kering karena hasil pembakaran, saat matahari muncul kabut asap tetap ada karena tidak ada penguapan,” paparnya.
Ditambahkannya, kabut partikel air merupakan fenomena yang biasa terjadi di Kabupaten Berau.
Karakteristik hutan tropis membuat kabut sering muncul saat malam dan pagi hari.
Menurutnya, kabut partikel air jauh lebih pekat dari kabut asap karena partikel air lebih padat daripada asap, sehingga pihaknya memastikan, kabut partikel air ini menyebabkan jarak pandang kurang dari 1.000 meter.(*)