Cerita Warga Saksikan Gerhana Matahari Total pada 1983
Gerhana matahari total bakal muncul pada Rabu (9/3/2016), merupakan peristiwa langka. Sejak kemunculannya terakhir pada 1983, berbagai mitos muncul.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman

Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Gerhana matahari total bakal muncul pada Rabu (9/3/2016), merupakan peristiwa langka. Sejak kemunculannya terakhir pada 1983, berbagai mitos pun muncul.
Ada yang menyebut, jika gerhana matahari total muncul, warga diminta berdiam diri di rumah. Adapula yang bahkan bersembunyi di bawah kolong tempat tidur.
Namun, Staf Humas Polresta Medan, Baharuddin Syahputra, tidak percaya dengan mitos-mitos tersebut. Ketika gerhana matahari total terjadi pada 1983 ia memang takut keluar rumah dan lebih memilih menonton di televisi.
"Pada 1983 itu, saya masih 16 tahun dan baru saja lulus SMP. Karena kebetulan saya ikut pramuka, kami diminta melihat gerhana matahari total dari TVRI," ungkap Baharuddin, Selasa (8/3/2016).
Ketua Paguyuban Banten Sumatera Utara (PABANSU) itu mengatakan, gerhana matahari total disiarkan langsung dari Candi Borobudur. Saat itu, banyak mitos-mitos yang bermunculan.
"Kalau mitos memang banyak. Tapi saya tidak percaya. Pada 1983 itu, gerhana matahari berlangsung relatif singkat selama lima menit," kata dia.
Warga Pasar VI, Dusun XII, Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuan Deli ini mengatakan, saat gerhana matahari total pada 1983, ia sempat diminta salat gerhana oleh orangtuanya.
Bahar enggan mengerjakan permintaan orangtuanya itu. "Emak sama bapak saya sempat nyuruh salat, tapi enggak saya kerjakan," katanya lagi.