Masun Sopian Tidak Bisa Tidur di Malam Putranya Dibunuh
Di mata keluarganya, Dwiki yang gemar bermain futsal itu adalah pribadi yang baik.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawam Tribun Lampung Tri Purna Jaya
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Masun Sopian terpekur di kursinya yang berada di depan pintu masuk kediaman.
Meski terlihat lesu, orangtua Dwiki Sopian (16) siswa SMKN 2 Bandar Lampung yang tewas terbunuh dengan total 107 luka tusukan, tetap memberikan senyum ramah kepada setiap pelayat yang datang.
Masun mengaku sudah mengikhlaskan putra kesayangannya tersebut.
Raut wajahnya tegar.
Berkali-kali ia membenarkan letak peci yang ia kenakan saat menyambut pelayat yang datang di rumahnya yang berada di Jalan Untung Suropati, Labuhan Dalam.
Sambil merapikan baju koko warna keabuan, Masun menceritakan ada firasat yang membuat dirinya merasa gelisah di malam Dwiki terbunuh.
Posisi Masun sendiri saat itu sedang tugas kantor di Cirebon.
"Malam itu saya tidak bisa tidur setelah ibunya (istri Masun) menelepon. Ada apa kok dia (Dwiki) tidak pulang-pulang," katanya, Selasa (8/3).
Malam itu, kata Masun, istrinya menelepon memberitahukan bahwa Dwiki belum pulang ke rumah pada Sabtu (5/3) pekan lalu.
Padahal, hari sudah larut malam dan siswa kelas X itu pun izin keluar hanya sebentar sambil membawa sepeda motor.
"Tadinya Dwiki pergi bersama ibunya membeli obat. Setelah mengantarkan pulang, Dwiki izin pergi keluar. Katanya hanya sebentar. Tapi kok sudah tengah malam belum pulang juga," katanya.
Firasat lain juga sempat membuat Masun semakin tidak bisa memejamkan mata saat di Cirebon pekan lalu.
Menurutnya, sehari-hari ponsel Dwiki selalu dalam keadaan hidup.