JS Badudu, Pakar Bahasa Indonesia yang Awalnya Lebih Tertarik Ilmu Alam
Pria yang juga guru besar Universitas Padjadjaran ini juga dikenal sebagai sosok Bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD).
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Jusuf Sjarif Badudu dikenal sebagai pakar Bahasa Indonesia. Pria yang juga guru besar Universitas Padjadjaran ini juga dikenal sebagai sosok Bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD).
Namun keilmuan JS Badudu ternyata diawali dengan ketidaksukaannya dengan Bahasa Indonesia. Seiring berjalannya waktu, kecintaannya terhadap Bahasa Indonesia pun terjadi ketika JS Badudu menjadi guru di Kota Bandung.
"Almarhum mendapat kepercayaan untuk mengajar di Kota Bandung, tapi untuk bidang Bahasa Indonesia yang sebetulnya tidak diinginkannya. Beliau sebenarnya meminta di bidang ilmu pasti atau alam. Tetapi karena keinginannya untuk maju, beliau menerima penugasan tersebut," ujar anak keenam JS Badudu, Rizal I Badudu, kepada wartawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Jalan Pahlawan, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/3/2016).
Selama menggeluti profesi guru Bahasa Indonesia, menurut Rizal, sikap Almarhum terhadap pelajaran tersebut berubah. Almarhum, katanya, begitu mencintai Bahasa Indonesia selama hidupnya. Sejumlah karya pun dihasilkan Almarhum untuk mengembangkan dan mempertahankan Bahasa Indonesia.
"Beliau ahli dalam morfologi, bentuk-bentuk kata. Tetapi rekam jejak beliau di mata masyarakat adalah melatih dan mengedukasi untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebab beliau masih banyak melihat kesalahan berbahasa di masyarakat baik media tulisan maupun media tontotan. Hal itu pun sempat dibahas dalam acara televisi pada 1985," ujar Rizal.
JS Badudu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Jalan Pahlawan, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/3/2016) sekitar pukul 11.00 WIB. Almarhum dimakamkan secara militer setelah mendapatkan penghormatan terakhir dan disalatkan di Masjid Al Jihad, Universitas Padjadjaran.
Almarhum meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Sabtu (12/3/2016) sekitar pukul 22.10 WIB. Yus Badudu yang berusia 90 tahun itu meninggal karena sakit. Yus Badudu meninggalkan sembilan anak.
Selama kariernya, pria yang juga guru besar Universitas Padjadjaran ini mendapatkan sejumlah penghargaan di bidangnya. Almarhum pun melahirkan karya-karya tulisan dengan berbagai judul. (*)