Di Surabaya Banyak Penjahat yang Beraksi Menjelang Petang
Berdasar hasil analisis dan evaluasi (anev) Satreskrim Polrestabes Surabaya, penjahat paling sering beraksi pada menjelang petang.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Warga Surabaya harus waspada warga setiap menjelang petang. Berdasar hasil analisis dan evaluasi (anev) Satreskrim Polrestabes Surabaya, penjahat paling sering beraksi pada menjelang petang.
Anev ini meliputi pencurian disertai kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat), dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
Dalam anev selama Januari-Februari 2016, ada 175 kejahatan yang biasa disebut 3C ini. Angka curat paling tinggi dibandingkan kejahatan lainnya.
Pada Januari 2016 ada 35 kejadian curat, sedangkan pada Februari 2016 ada 38 curat. Dari 175 kejadian itu, mayoritas terjadi pada hari Rabu, yaitu 34 kejadian.
Sementara, waktu paling sering terjadinya kejahatan adalah petang atau antara pukul 18.00-21.00 WIB. Dalam rentang waktu tiga jam ini, ada 32 kejadian.
Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djafar mengungkapkan data ini berdasar kasus yang ditangani polisi maupun polsek jajaran.
Sebagaian kasus 3C sudah berhasil diungkap oleh anggota Satreskrim maupun Unit Reskrim di polsek jajaran. Kasus 3C lainnya masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Satreskrim dan Unit Reskrim.
Mantan Kasubag Humas Polres Tanjung Perak ini mengakui bisa saja hasil anev tersebut terulang kembali.
Artinya, bisa saja kejadian 3C pada Rabu dan petang hari tetap mendominasi pada hasil anev Maret atau bulan selanjutnya. Tapi tidak menutup kemungkinan trend 3C akan bergeser ke hari lain.
"Kalau hanya berpatokan pada hasil anev itu, nanti warga hanya waspada pada hari Rabu atau petang hari," kata Lily, Minggu (13/3/2016).
Makanya dia berharap warga tetap waspada setiap waktu. Sebab, penjahat beraksi menunggu calon korbannya lenggah. Bila warga selalu waspada, penjahat akan berpikir ulang untuk menjalankan aksinya.
Menurutnya, peranan warga dalam menekan angka kejahatan juga sangat penting. Pergi tanpa mengenakan perhiasan menonjol, atau memasang kunci ganda pada kendaraan termasuk langkah antisipasi menekan angka kriminalitas.
Begitu pula sistem keamanan lingkungan (lingkungan) juga bisa membuat penjahat berpikir menjalankan aksinya. "Lebih baik mencegah kejahatan terjadi. Banyak cara untuk mencegah kejahatan," tambahnya.