Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tangani Kebakaran Hutan, Sinar Mas Gunakan Teknologi Baru

Asia Pulp And Paper (APP), milik grup Sinar Mas menyiapkan sistem dan teknologi baru dalam mengantisipasi kebakaran lahan

Editor: Sanusi
zoom-in Tangani Kebakaran Hutan, Sinar Mas Gunakan Teknologi Baru
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asia Pulp And Paper (APP), milik grup Sinar Mas menyiapkan sistem dan teknologi baru dalam mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di dalam maupun di luar wilayah konsesinya. Salah satunya dengan menggunakan sistem Incident Command System (ICS).

General Manager Fire Management APP–Sinar Mas, Sujica Lusaka mengatakan, untuk menghadapi musim kemarau tahun ini, perusahaan melakukan sejumlah langkah, mulai dari perekrutan dan melatih anggota baru regu pemadam kebakaran (RPK), menerapkan sistem Incident Command System (ICS) dan membangun situation room.

Menurut dia, situation room akan menghubungkan situation room yang tersebar mulai lingkup satuan kerja terkecil hingga region. Dengan cara ini seluruh rencana kerja, operasi, pengerahan orang, peralatan, hingga logistik terpantau langsung. Bahkan, hotspot, titik api dan cuaca juga bisa terpantau.

“Sistem ICS ini membantu kami mengelola bencana lebih terarah, sehingga rentetan kerja bisa lebih fokus,” tambah Sujica, Selasa (15/3/2016).

Perseroan juga mengoperasikan helikopter secara berpasangan untuk melakukan pemadaman dari udara. Heli pertama melakukan pengamatan dan pemanduan bagi heli kedua yang melakukan water bombing.

“Helikopter jenis Super Puma memiliki kapasitas angkut air untuk bombing hingga 4,5 ton, jika dibandingkan heli standar yang hanya menampung 600 liter air. Karena itu Super Puma harus dipandu dari udara agar dapat melakukan pemadaman lebih tepat, efisien dan aman karena di bawah juga terdapat regu yang melakukan pemadaman juga,” ujarnya.

Dia menambahkan, APP-Sinar Mas juga menggunakan teknologi geothermal untuk mendeteksi dini titik api untuk mempercepat pemadaman. Teknologi yang berasal dari Australia ini akan digunakan pada akhir Maret. Selain itu, perseroan juga menggembangkan pogram Desa Makmur Peduli Api (DMPA) sebagai upaya preventif dalam mencegah karlahut. Hingga 2020, ditargetkan ada 500 Desa Makmur Peduli Api di sekitar konsesi APP-Sinar Mas.

BERITA TERKAIT

Humas APP-Sinar Mas Riau, Nurul Huda mengatakan, perseroan bersama TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau, Manggala Agni dan jajaran Pemprov terus melakukan pemadaman api. “Sejak akhir Februari, kami bersama tim satgas karlahut melakukan pemadaman di beberapa wilayah,” ujarnya.

Pemadaman meliputi tiga wilayah, yakni kawasan Suaka Margasatwa Cagar Biosfer daerah Bukit Kerikil, kawasan Bandara Pinang Kampai Dumai, Kabupaten Meranti serta kawasan lahan hutan di Kubu Rokan Hilir.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei mengatakan, masih sangat minim jumlah perusahaan yang mengelola konsesi di Riau secara sukarela terlibat dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan bersama pemerintah dan TNI-Polri.
Akibatnya, kebakaran masih terjadi karena penanganan yang belum optimal.

"Ya perusahaannya itu-itu saja, dan ini harus jadi masukan bagi pemerintah daerah," katanya.

Willem mengakui dari sekian banyak perusahaan yang beroperasi di Riau, yang berperan aktif dalam koordinasi sejauh ini baru dari dua induk perusahaan industri kehutanan, salah satunya APP-Sinar Mas, sedangkan perusahaan kelapa sawit tidak ada.

Untuk diketahui, Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman telah menetapkan siaga darurat karlahut di Riau hingga tiga bulan ke depan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas