Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesan Menteri Anies: Tak Ada Penulis Baik Tanpa Pembaca Baik

Banyak membaca juga banyak menulis. Penulis hebat lahir karena kedua kebiasaan ini. Begitu pesan Anies Baswedan, untuk siswa sekolah dasar di Riau.

Penulis: Budi Rahmat
Editor: Y Gustaman
zoom-in Pesan Menteri Anies: Tak Ada Penulis Baik Tanpa Pembaca Baik
Tribun Pekanbaru/Budi Rahmat
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, bertatap muka dengan murid sekolah dasar di Perpustakaan Soeman HS, Pekanbaru, Jumat (18/3/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Banyak membaca juga banyak menulis. Penulis hebat lahir karena kedua kebiasaan ini. Begitu pesan Anies Baswedan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyapa ribuan anak-anak sekolah dasar se Riau di Perpustakaan Soeman HS, Pekanbaru, Jumat (18/3/2016).

Menteri Anies menekankan pentingnya membaca, apa saja asal positif. "Setiap minggu tuntaskan satu buku bacaan. Gunakan kesempatan untuk membaca," ujar dia.

Jika sudah terbiasa membaca akan terbiasa menulis baik. Ia menekankan, "Tidak ada penulis yang baik tanpa membaca yang baik. Jika menulis sudah baik, komunikasipun akan baik. Kalau urusan membacanya beres, urusan lain juga akan mudah."

Anies datang ke Pekanbaru dalam rangka menyosialisasikan perpustakaan bersama sejarawan. Ia berharap banyak anak-anak Riau menjadi penulis besar dikenal dunia.

"Teruskan membaca adik-adik. Suatu saat saya ingin dengar cerita bahwa ada anak Riau yang menulis sampai level Internasional," harap Anies.

BERITA REKOMENDASI

Terkenal sudah penulis Riau dari klasik sampai modern. Tengok saja Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad. Pemilik nama pena Raja Ali Haji, menurut Wikipedia, adalah ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 keturunan Bugis dan Melayu.

Orang mengenalnya sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa; buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar itulah yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia.

Ia merupakan keturunan kedua (cucu) Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau dan juga merupakan bangsawan Bugis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas