Banjir Bandang di Magelang Tewaskan Seorang Warga
Hujan deras di atas Gunung Merapi dan Merbabu, Jawa Tengah, menyebabkan banjir bandang di Dusun Sandenl dan Dusun Gratan.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Hujan deras di atas Gunung Merapi dan Merbabu, Jawa Tengah, menyebabkan banjir bandang di Dusun Sandenl dan Dusun Gratan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (20/3/2016).
Arus banjir yang membawa material lumpur itu bahkan dikabarkan telah menutup jalan tembus Magelang-Boyolali.
"Satu orang terseret banjir bandang sehingga meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada Tribun, Minggu malam.
Korban atas nama Misem (70) warga Dusun Gratan Desa Wonolelo. Saat ini, kata Sutopo, korban telah diserahkan ke keluarga korban oleh petugas.
Selain itu, juga terdapat, satu orang luka ringan dan dua orang trauma dengan kejadian tersebut.
Banjir juga merusak jembatan penghubung Dusun Gratan Desa Wonolelo dengan Dusun Citran Desa Jrakah, Boyolali.
BPBD bersama TNI, Polri, Damkar, Dinas PU, relawan dan masyarakat terus membersihkan material lumpur yang menutup jalan.
Alhasil, pada Pukul 20.30 WIB tadi, kondisi jalan sudah dapat dilalui kendaraan kembali.
Sutopo menjelaskan bahwa curah hujan berintensitas tinggi diperkirakan masih berpotensi terjadi di beberapa daerah seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, sebagaian Sumatera di bagian selatan dan Papua.
Menurutnya, potensi banjir, longsor dan puting beliung tetap tinggi hingga awal April mendatang.
BMKG sendiri memprediksikan awal musim kemarau 2016 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan jatuh pada Mei dan Juni 2016, dimana sebanyak 283 Zona Musim (ZOM 65,8 persen).
Awal bulan Februari 2016 sebanyak 4 ZOM, dan akhir bulan Oktober 2016 sebanyak 1 ZOM.
Adapun daerah yang telah memasuki musim kemarau sejak Februari 2016 meliputi pesisir timur Sumatera Utara dan Riau (Dumai, Bengkalis, Siak, RoHil dan Meranti).
Berdasarkan catatan BMKG, daerah-daerah ini memang mempunyai pola musim yang berbeda dengan wilayah Indonesia lainnya, yang memiliki dua puncak musim hujan setiap tahunnya.
Pengurangan curah hujan telah terjadi sejak Februari dan diprediksi akan mendapat hujan kembali pada bulan April.
Jika dibandingkan dengan rata-rata 30 tahunnnya, awal musim kemarau diprakirakan mundur (49,7 persen) sama (27,5 persen), dan maju (22,8 persen).