Tahanan Wanita: Menderita Sekali Rasanya Punya Anak di dalam Penjara
Dewi merasa bersalah terhadap bayi perempuannya yang baru berusia dua bulan tersebut.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dewi (25), warga Jl Zainul Arifin/Kampung Kubur, Petisah Tengah, Medan Petisah merupakan satu dari ratusan tahanan wanita yang menghuni Lapas Wanita Dewasa Tanjung Gusta Medan.
Saat ruang selnya dirazia petugas gabungan Polresta Medan, TNI, dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Utara, wanita keturunan Tamil yang baru dua bulan melahirkan bayi perempuannya ini terlihat berdiri di luar sel bersama sejumlah petugas kepolisian.
Saat diajak berbincang Tribun Medan (Tribunnews.com Network), wanita berkulit hitam yang ditangkap petugas Polda Sumatera Utara karena mengantongi sabu-sabu ini berkeluh kesah soal kehidupannya selama dipenjara.
Dewi merasa bersalah terhadap bayi perempuannya yang baru berusia dua bulan tersebut.
"Sakit (menderita) kali rasanya punya anak di dalam penjara ini. Apalagi hukuman saya masih lama," ungkap Dewi, Rabu (23/3/2016) tengah malam jelang Kamis (24/3/2016) dinihari tadi.
Ia mengatakan, sejak ditangkap dan diadili di Pengadilan Negeri (PN) Medan, wanita berambut panjang ini mengaku harus menahan sakit selama mengandung sang bayi.
Namun ia sangat senang setelah bayinya lahir dalam keadaan sehat.
"Waktu melahirkan, saya dibawa ke Rumah Sakit Bina Kasih. Setelah itu, saya dibawa lagi ke sini. Sakit lah pokoknya di dalam ini," ujarnya.
Meskipun harus rela merawat bayinya di dalam penjara, Dewi berharap sang bayi tidak meniru jejaknya kelak ketika besar.
Dia berharap sang bayi bisa menjadi orang yang berguna di tengah-tengah masyarakat.
"Saya ini kena hukuman enam tahun. Ini baru jalani tujuh bulan. Rencana, setelah anak saya berusia dua tahun, akan saya serahkan kepada keluarga saja," ujarnya dengan dahi mengkerut.
Hal senada juga diungkapkan Anggi (40). Wanita yang tinggal di Jl Bromo ini mengaku pasrah untuk membesarkan bayinya yang baru lahir beberapa hari lalu.
"Ayah bayi saya ini orang Italia. Sebelum saya tertangkap, saya ketemu suami di Bali. Lalu, setelah dari Bali saya pulang ke Medan, dan akhirnya ditangkap di Jl SM Raja karena mengantongi sabu-sabu," ungkap Anggi.
Namun, kisah Anggi tak kalah sedihnya dari Dewi. Jika Dewi kerap dikunjungi oleh suaminya, Anggi malah sebaliknya.
"Sejak saya ditahan, suami belum pernah mengunjungi saya. Dia enggak pernah kemari," kata Anggi sembari mengibas-ngibas kain ke arah bayi laki-lakinya itu.
Namun Anggi juga merasa lega bayinya dalam keadaan sehat. Sampai saat ini, Anggi masih memikirkan untuk memberi nama anaknya.
"Mungkin akan diberi nama Paola Rossi. Karena ayahnya orang Italia," ungkap Anggi. (ray/tribun-medan.com)