Begini Rupa Penumpang Commuter Line Ceramahi Wali Kota Bogor Bima Arya
Penumpang Commuter Line berkata setengah berteriak kepada Wali Kota Bima Arya tak jauh dari Stasiun Bogor. Bagaimana reaksi Bima?
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Seorang pemimpin harus terbiasa mendengar makian dan keluhan warganya. Bagaimana reaksi Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto?
Belum lama ini seorang penumpang Commuter Line meneriaki Bima Arya. Pria bertopi itu memprotes kebijakan Bima menutup pintu keluar Stasiun Bogor yang mengarah ke Taman Topi.
"Kalau pintu ini ditutup, kita harus naik jembatan. Lihat kondisi jembatannya pak! Kasihan ibu-ibu, apalagi yang bawa anak," pria tersebut meninggikan nada suaranya.
Protes penumpang Commuter Line terjadi saat Bima bersama beberapa stafnya meninjau kesiapan penerapan sistem satu arah di jalan dekat Stasiun Bogor, Kamis (24/3/2016).
Bima yang berkemeja putih, celana jin hitam dan topi kemudian memanggil lelaki tersebut. "Sini, sini pak, ada apa? Sini dulu," pinta suami Yane Ardian itu.
Lelaki bertopi dan berkumis itu lalu mendekati Wali Kota Bogor. Keduanya berbicara terhalang pagar besi yang memisahkan sisi dalam areal Stasiun Bogor dengan sisi luarnya.
"Saya setiap hari naik kereta, suka kasihan lihat ibu-ibu kalau naik jembatan ini, apa lagi sekarang pintunya ditutup pak," cerita penumpang tersebut. Kali ini ia merendahkan nada suaranya.
Baru beberapa hari ini, pintu masuk ke Stasiun Bogor dari Taman Topi memang sudah ditutup. Sehingga penumpang yang hendak masuk Stasiun Bogor harus melalui jembatan penyeberangan orang.
Pria bertopi memprotes Wali Kota Bogor, Bima Arya, karena seluruh penumpang yang keluar dari Stasiun Bogor menuju Taman Topi diarahkan melalui jembatan penyeberangan orang. TRIBUNNEWSBOGOR.COM/ARDHI SANJAYA
Protes serupa juga datang dari Dirman (58). Ia tiba-tiba saja menghampiri Bima Arya. Pria berambut putih ini berbicara tak kalah lantang dari penumpang bertopi.
"Capek pak kalau harus mutar kaya begini, terkadang suka tidak masuk logika bapak ini," kesal Dirman kepada Bima Arya yang cenderung bertahan dan lebih banyak mendengarkan.
"Iya, iya. Bapak ini dari mana memang ? Mau kemana ? Kalau mau naik angkot 02 posisinya ada di pintu keluar sana pak, bapak tidak perlu memutar," kata Bima menjawab.