Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Memburu Tembakau dan Cerutu di Toko Wiwoho Yogyakarta

Orang mengenalnya Toko Wiwoho. Sekilas bangunan di barat laut Tugu Pal Putih Yogyakarta itu masih bertahan menjual cerutu dan tembakau.

Penulis: Khaerur Reza
Editor: Y Gustaman
Tribun Jogja/Khaerur Reza
Toko Wiwoho sudah berdiri sejak 1920an. Toko yang berada di barat laut Tugu Pal Putih Yogyakarta ini terjaga kekhasannya yang hanya menjual tembakau dan cerutu. Foto diambil pada Jumat (25/3/2016).
Tribun Jogja/Khaerur Reza
Toko Wiwoho yang menjual tembakau dan cerutu terletak di barat laut Tugu Pal Putih Yogyakarta. Tua muda yang suka tembakau dan cerutu pasti datang ke toko ini, Jumat (25/3/2016).

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Orang mengenalnya Toko Wiwoho. Sekilas bangunan di barat laut Tugu Pal Putih Yogyakarta itu masih menunjukkan wajah aslinya.

Toko Wiwoho atau Toko Tembakau dan Cerutu sangat legendaris bagi penikmat tembakau. Sebelum Indonesia merdeka, toko ini sudah menjual tembakau.

Ibu Wiwoho (60) tahun adalah generasi kedua dari pengelola toko yang menjajakan tembakau dan cerutu berbagai jenis.

Rupa tembakau bermerek pabrikan seperti tembakau Djarum, tembakau Sampurna hingga nama daerah lokal dari Boyolali, Trowono, Kedu dan lainnya, terjejer rapi di dalam toples. Harga tembakau di toko ini terjangkau.

"Macam-macam jenisnya, rata-rata berasal dari Boyolali, Jawa Tengah. Sebagian dari Temanggung. Untuk cerutu lokal dari Tarumartani Wismilak Djarum dan lainnya," cerita Wiwoho saat disambangi Tribun Jogja, Jumat (25/3/2016).

Tarumartani adalah cerutu legendaris asal Yogyakarta yang konon menjadi cerutu favorit Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Berita Rekomendasi

Tokonya ini berdiri sejak 1920an dan dibangun mertuanya Yip Ho Tiek. Awalnya, toko ini bukan hanya menjual tembakau dan cerutu saja, namun juga barang sembako lain. Sejak 1970, toko tersebut fokus menjual tembakau dan cerutu saja, hingga kini dikelola oleh Wiwoho.

"Yang beli ya macam-macam, dari anak muda, mahasiswa, sampai bapak-bapak, orang tua juga ada," imbuh Wiwoho.

Ciri khas toko ini selalu dijaga hingga kini. Hampir tidak ada yang berubah dari bangunan tersebut sejak puluhan tahun lalu, kecuali sebagian pintu toko diganti menggunakan pintu geser.

Wiwoho dibantu seorang anaknya yang masih meneruskan usaha, karena memang sudah jarang ada di Yogyakarta terutama wilayah perkotaan tersebut.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas