Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sekitar 50 seniman desain grafis membuat poster menolak reklamasi Teluk Benoa. Beberapa waktu lalu belasan ribu warga Bali demo damai menolak reklamasi.

Anggota DPD RI asal Bali, Gede Pasek Suardika, mengatakan seni sudah sejak dulu dipakai sebagai alat perjuangan. Sehingga inilah yang membuat Bali terkenal.

"Bali membuat gaya dalam pergerakan melalui seni. Hingga nantinya, ‎bagaimana ke depannya, sesuatu yang tidak puas bisa diungkapkan dengan kesenian. Karena seni merupakan bagian yang mengikuti perjuangan," kata Pasek, Jumat (25/3/2016).

Gerakan seni sebagai kritik terhadap kebijakan yang dilakukan warga Bali bakal ditularkan ke daerah-daerah lain di Indonesia. Misalnya saja, di Jawa Timur, demonstrasi menggunakan Tari Remo atau lainnya.

"Kalau di Makassar nantinya tidak perlu lagi untuk melakukan lemparan-lemparan batu," jelas dia.

Pasek menegaskan, gerakan menolak reklamasi memang seharusnya dipertahankan agar membuat pemerintah peka. Sebab, Bali mendorong role model gerakan dari aspek kesenian untuk meredam tingkah anarkisme atau sikap emosional.

"Soal berhasil atau tidak, yang terpenting adalah nilai yang diusung. Ekspresi ini mencegah konflik, dan juga akan melahirkan seniman pada empati masalah sosial," tukas dia.