Insinyur Indonesia Banyak, Kadang Tak Pede Bicara Bahasa Inggris
Pendidikan Indonesia banyak menelurkan insinyur, namun mereka lemah dalam bahasa Inggris sehingga terkesan tak pede.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Neneng Uswatun Hasanah
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - "Lulusan kita rata-rata lemah di bidang bahasa untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)," ujar Lazuardi HS dari PT Krakatau Steel Engineering.
Lulusan Diploma Sipil ITS Surabaya itu mengatakan, banyak perusahaan infrastruktur bekerjasama dengan perusahaan asing dan menerima proyek dari luar negeri.
"Beberapa yang menguasai bahasa Inggris, kadang tidak pede ketika berhadapan dengan orang asing," tambah dia. Padahal ilmu yang mereka miliki setara, malah cenderung lebih tinggi lulusan Indonesia.
"Sebenarnya engineer kita mampu, mungkin perlu banyak transfer ilmu bahasa terlebih dahulu," kata Project Manager PT Krakatau Steel itu.
Dosen muda Diploma Sipil ITS, Amalia, menambahkan saat ini ITS sudah menetapkan ketentuan lulus tes bahasa Inggris atau bahasa asing lain sebelum mahasiswa bisa mengambil program tugas akhir.
"Nilai TOEFL mereka harus di atas 477 untuk bisa lanjut tugas akhir dan wisuda," beber Amalia.