Bayi Malang Asal Nganjuk Bikin Orangtuanya Tak Makan Berhari-hari
Tangisan bayi lantang terdengar dari dalam ruangan Kemuning 2, ruang perawatan kulit dan kelamin RSUD DR Soetomo Surabaya, Senin (28/3/2016).
Penulis: Monica Felicitas
Editor: Y Gustaman
Jari kecil Wasesa melepuh.
Sekujur kulit tubuhnya seperti terkena siraman air panas.
Bukan karena itu ia masuk rumah sakit Pemerintah Kota Surabaya.
Dokter mendiagnosa Wasesa sensitif kulit yang tidak wajar, beberapa jam setelah ia dilahirkan pada 10 Februari 2016 di bidan desa.
Lilik mengatakan, bayi Wasesa tidak bisa tersentuh pakaian.
Sekali saja terkena goresan, kulitnya bereaksi menciptakan benjolan berisi cairan.
Apabila meletus akan mengeluarkan air dan darah.
"Lahirnya jam dua siang, namun awalnya hanya seperti 'toh' (tanda lahir) 2 jam kemudian kok semakin parah, tanpa sepengatahuan ibunya karena baru melahirkan, ayah Wasesa dan saudaranya membawa ke RSUD Nganjuk," sahut Lilik kepada Surya.
Wasesa merupakan bayi rujukan RSUD Nganjuk yang baru datang Senin (28/3/2016) pukul 08.00 WIB.
Wasesa diantar dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pukul 03.00 WIB oleh Kapolsek Warujayeng, bidan desa, menggunakan mobil Camat.
"Nyampe rumah sakit Surabaya disambut media dan pihak rumah sakit dengan baik," cerita Lilik sambil tersenyum.
Ia memuji kesigapan RSUD DR Soetomo dalam menanggapi pasiennya.
Berkali-kali ia menyebutkan pujian dan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak RSUD DR Soetomo.
"Dari awal sudah disuruh bawa ke Surabaya karena tidak ada biaya," katanya.