Puluhan Rumah Jalan Nasional Tapaktuan-Banda Aceh Terancam Amblas
Salah satu penyebab terjadinya air luapan masuk ke perkampungan karena kondisi aliran Sungai Ie Merah yang tidak lurus disamping tidak terawat.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Puluhan rumah di Desa Ie Merah, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) terancam amblas menyusul sering terjadi luapan sungai saat musim hujan tiba, terutama warga yang tinggal di pinggir jalan nasional Tapaktuan-Banda Aceh yang juga terancam amblas.
“Ada puluhan pondasi rumah masyarakat mulai terkikis saat musim hujan. Begitu juga dengan badan jalan yang mulai longsor,” ujar Keucik Ie Merah, Suherman kepada Serambi, Minggu (27/3).
Menurutnya salah satu penyebab terjadinya air luapan masuk ke perkampungan karena kondisi aliran Sungai Ie Merah yang tidak lurus disamping tidak terawat.
“Pemerintah kami harap segera turun tangan sebelum berdampak lebih besar kepada masyarakat, dan segera memperbaiki aliran sungai. Masalah ini sudah berulang kali kami sampaikan saat Musrembang,” pintanya. Anggota DPRK Abdya Yusran meminta pemerintah bergerak cepat dalam menangani sejumlah irigasi dan aliran sungai di Kecamatan Babahrot untuk menghindari terjadinya banjir di Desa Ie Merah.
“Normalisasi sungai dan pembuatan tanggul merupakan alternatif mencegah terjadinya banjir di Kecamatan Babahrot,” ujarnya.
Menurut Yusran, hal tersebut harus dilakukan pemerintah, sebelum berdampak ke sejumlah desa yang berdekatan dengan Sungai Ie Merah.
Terlebih pada tahun 2015, Ie merah sudah menjadi langganan banjir dan masyarakat harus mengungsi dari rumahnya.
“Jika ini dibiarkan, tidak tertutup kemungkinan rumah masyarakat akan terbawa air dan jalan nasional akan terputus, sehingga ini menjadi perhatian serius oleh pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,” ujar politisi Nasdem ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Abdya Rahwadi mengatakan pihaknya telah mengusul perbaikan jalan yang terkena dampak air luapan Sungai Ie Merah kepada Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat.
“Setiap Musrembang kita selalu usulkan perbaikan jalan tersebut, terlebih jalan tersebut kewenangan provinsi dan pusat, dan dalam Musrembang ini juga akan kita usulkan kembali,” ujar Rahwadi menjawab Serambi kemarin.
Dia menyebutkan sejauh ini pihaknya telah mengusulkan pembuatan tanggul di sepanjang Sungai Ie Merah senilai Rp 2,5 miliar yang akan dilakukan pada 2016.
“Pembuatan tanggul itu dalam proses tender. Kita sadari anggaran Rp 2,5 milar tidak cukup. Namun kita terus berupaya agar sarana mengatasi air luapan dan banjir ini segera diperbaiki,” ujarnya.(c50)