Dokter Terpaksa Teriaki Pasien Wanita Lanjut Usia di Bulak Fest Surabaya
Seorang dokter teriak-teriak kepada para pasiennya yang memanfaatkan layanan kesehatan gratis di acara Bulak Fest.
Penulis: Monica Felicitas
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Monica Felicitas
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Seorang dokter Puskesmas Sidotopo Wetan sibuk memeriksa pasien yang silih berganti datang dalam pengobatan gratis di Bulak Fest, Minggu (3/4/2016).
"Sudah normal semua bu, obatnya tidak ada atau jarang minum obat. Ibu kolesterol tinggi, diabetes tinggi, suka kangkung bayem ya. Kalau obatnya habis harus kembali ke puskesmas," pinta Dokter Anisa Nurul ramah, sambil mengeraskan nada bicaranya.
Dokter Anisa meninggikan suaranya agar pesannya sampai kepada pasien yang mengikuti pelayanan gratis, karena di lokasi yang sama berdentum keras musik orkes dangdut.
Ya, Bulak Fest 2016 di Sentra Ikan Bulak, Surabaya, menggelar sejumlah acra, di antaranya pelayanan kesehatan gratis dan orkes dangdut, kebetulan lokasi keduanya berdekatan.
Ia mengapresiasi pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat yang enggan datang ke puskesmas, lantaran selama ini sibuk dengan urusannya, akses dan jarak yang jauh.
"Kami juga ada kekurangan, menurut saya adanya lagu-lagu hiburan yang satu dengan tempat konsultasi kesehatan sangat tidak efektif. Ngomong ke pasien harus teriak-teriak. Sebaiknya diberikan ruang khusus, atau sekat agar kedap suara. Apalagi pasien didominasi lansia," saran dia.
Ia menceritakan, beberapa pasien baru mengetahui apabila mempunyai penyakit diabetes dan kolesterol yang tinggi.
"Supaya setelah dari sini, pasien bisa menindak lanjuti penyakitnya," kata dia.
Pasien yang berobat kebanyakan wanita lanjut usia. Mereka mengeluhkan Linu-linu, dan mayoritas penjual ikan di Sentra Ikan Bulak yang harus naik turun tangga setiap hari.