Pembobol ATM: Kalau Saya Kerja Baik-baik, Sampai Kapan Bisa Mengumpulkan Uang, Anak Saya Tujuh
Luka tembak masih membekas di bagian kaki AW (45). Luka tembak tersebut didapatkannya atas aksi kejahatannya di Riau tahun 2012 silam.
Penulis: Budi Rahmat
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Luka tembak masih membekas di bagian kaki AW (45). Luka tembak tersebut didapatkannya atas aksi kejahatannya di Riau tahun 2012 silam.
Kini, AW kembali terkapar setelah dua tembakan masing-masing di bagian betis kanan dan tumit kirinya setelah ditangkap karena aksi pembobolan mesin ATM Bank BCA di Jalan Subrantas, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Senin (4/4/2016) kemarin.
Untuk berjalan pun ia harus ditopang dengan penyanggah.
Tujuh tersangka lainnya juga diringkus polisi dari peristiwa tersebut. Namun, hal itu sama sekali tidak menjadikannya kapok.
"Nasib belum tahu. Jadi tidak tahu kedepannya seperti apa. Saya tidak tahu apakah ini (aksi kejahatan) akan berakhir," ujar AW yang ditanya disela-sela ekspose di Mapolresta Pekanbaru, Selasa (5/4/2016) siang.
AW mengaku, hanya ingin mencari modal untuk buka usaha. Namun modal yang diupayakannya tersebut melalui jalan pintas.
"Kalau saya kerja baik-baik, sampai kapan saya bisa mengumpulkan uang. Anak saya ada tujuh orang. Itu yang saya nafkahi," terangnya.
Niat AW baik, ingin membuka usaha, seperti buka rumah makan. Namun ditanya bagaimana modal didapat, AW menyebutkan itu harus didapatkan dengan cepat.
"Pastinya saya ingin cari modal di Pekanbaru nanti buka usaha di Pelembang," ujarnya lagi.
Lelaki tamatan SD ini mengaku pernah menjadi sopir angkot di Palembang. Namun pekerjaannya tersebut menurutnya tidak mampu menopang perekonomian keluarga.
Dua Masih DPO
Seperti diberitakan, selain AW, polisi juga meringkus MA (30) residivist, MS (44), IL (39), DB (28), AA (33), S (35) serta Z (42).
Komplotan ini diringkus setelah usaha pembobolan mesin ATM bank BCA Tampan, Pekanbaru pada Senin (4/4/2016) dini hari kemarin gagal terlaksana.
Polisi hanya membutuhkan waktu tujuh jam sampai akhirnya meringkus delapan orang tersangka.