MR DIY Bidik Dana Segar Rp4,71 Triliun di Bursa Efek Indonesia, Jual 2,51 Miliar Saham
Sekitar 60 persen dana IPO akan digunakan untuk pembayaran pokok utang, 30 persen dialokasikan untuk biaya pembukaan toko.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau MR DIY membidik dana segar Rp4,7 triliun dari pelaksanaan penawaran umum perdana saham (initial public offring/IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Presiden Direktur PT. Daya Intiguna Yasa, Edwin Cheah mengatakan, langkah IPO ini merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan MR. DIY sejak memasuki pasar Indonesia pada 2017.
“Kami memiliki visi untuk terus memperluas jangkauan agar dapat melayani lebih banyak pelanggan di seluruh Indonesia," kata Edwin dikutip dari Kontan, Selasa (26/11/2024).
Adapun harga saham IPO dibanderol pada kisaran Rp 1.650-Rp 1.870 per saham. Sehingga, MR DIY berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 4,71 triliun.
Baca juga: Disokong Mayoritas Indeks Sektoral, IHSG Sesi I Menanjak ke 7.203
MR DIY menawarkan 2,51 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp 25 per saham kepada publik melalui IPO. Jumlah itu terdiri dari 2,26 miliar (9 persen) saham yang dimiliki oleh pemegang saham penjual dan 251 juta (1%) saham baru yang diterbitkan dari portofolio perusahaan.
MR DIY menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksanaan emisi efek.
Edwin menerangkan perusahaan akan mengalokasikan dana yang diperoleh dari IPO untuk beberapa keperluan.
Sekitar 60% akan digunakan untuk pembayaran pokok utang, 30% dialokasikan untuk biaya pembukaan toko-toko baru di wilayah Jabodetabek, Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, dan Kepulauan Maluku.
Sedangkan sisa sekitar 10% akan digunakan sebagai modal kerja operasional.
Edwin juga menegaskan dengan lebih dari 800 toko yang tersebar di seluruh Indonesia, MR. DIY telah menjadi destinasi utama untuk kebutuhan rumah tangga di berbagai wilayah secara merata.
Pertumbuhan pesat ini tidak hanya mencerminkan kekuatan model bisnis perusahaan, tetapi juga keberhasilan strategi ekspansi yang agresif.
“Dalam lima tahun pertama (2017-2022), kami berhasil membuka 400 toko. Namun, dalam dua tahun terakhir saja (2022-2024), kami telah menambah sekitar 400 toko lagi. Ini membuktikan kemampuan kami untuk terus mempercepat pertumbuhan dan menjangkau lebih banyak pelanggan di berbagai daerah," ucapnya.
Pendapatan perusahaan pada periode 2021 hingga 2023 mengalami pertumbuhan dengan CAGR sebesar 109%, meningkat dari Rp 894 miliar menjadi Rp 3,9 triliun.
Selain itu, laba bersih menunjukkan perubahan signifikan dari rugi sebesar Rp 80 miliar pada 2021 menjadi laba sebesar Rp 353 miliar pada 2023.
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Segera IPO, MR DIY Genjot Ekspansi Bisnis di Industri Ritel