Sonya Berduka Ayahnya Meninggal, Netizen Diminta Tak Lagi Mencibirnya
Sonya Depari sedang tertekan, setelah ayahnya, Makmur Depari, meninggal dunia. Teman-temannya meminta netizen tak lagi merundungnya.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Satu per satu pelayat mendatangi rumah almarhum Makmur Depari, ayah Sonya Depari, di Perumahan Johor Katelia Indah, Jalan Karya Wisata.
Makmur meninggal dunia pada Kamis (7/4/2016), sehari setelah Sonya jadi pemberitaan media massa karena mengancam wanita polisi Ipda Perida Panjaitan. Ia sempat mengaku anak Arman Depari, jenderal bintang dua yang menjabat Deputi Pemberantasan BNN.
Pantauan Tribun Medan, pelayat sudah memenuhi rumah almarhum sejak pukul 15.00 WIB.
Seorang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara mengaku datang untuk memberikan ucapan duka kepada keluarga Sonya.
"Kebetulan kakaknya Sonya ini teman kami. Jadi kami datang untuk melayat," ujar mahasiswa bermarga Sihombing kepada Tribun Medan, Jumat (8/4/2016) sore.
Tak lama berbincang, mahasiswa yang mengenakan kemeja hitam berlis hijau di lengannya tersemat logo USU lalu pamit masuk ke dalam rumah keluarga yang tengah berdua.
Sementara, sejumlah kerabat Sonya tampak berkumpul, khidmat memanjatkan doa untuk almarhum.
Stop Bully Sonya
Pelajar SMA Methodist I Medan yang sempat menjadi trending topic di media sosial itu dalam kondisi tertekan dan sangat terpukul bukan karena dicibir netizen, melainkan ayahnya sudah meninggal dunia.
"Ya, kalau ditanya kondisinya, tentu masih syoklah bang. Apalagi setelah kejadian kemarin," ujar Silvia Sinuraya, rekan Sonya di rumah duka.
Menurut Silvia, sebenarnya saat kejadian Sonya tengah emosi. Ia meminta netizen tidak lagi merundung Sonya.
"Orang yang enggak kenal memang begitu bang. Kelihatannya saja begitu, padahal Sonya ini anaknya enak diajak berteman," ujar siswa IPS I yang tengah menunggu kelulusan tersebut.
Menurut Silvia, Sonya merupakan pribadi yang baik, sehingga netizen tidak seharusnya serta-merta mencaci maki apalagi merundung dia.
"Sudahlah itu. Kasihan dia, namanya juga waktu itu emosi. Kita pun mungkin kalau emosi seperti itu," sambung dia.
Tak lama berbincang, remaja yang mengenakan kalung salib di lehernya ini memohon diri untuk pulang. Ia kembali memohon agar netizen tidak merundung Sonya kembali.