Duh, Sudah Lebih Setengah Tahun Bocah 5 Tanun Ini Dirawat di RSUP Sanglah
Sudah tujuh bulan Putu Listya (5), terbaring lemah di Ruang Pudak RSUP Sanglah.
Editor: Wahid Nurdin
![Duh, Sudah Lebih Setengah Tahun Bocah 5 Tanun Ini Dirawat di RSUP Sanglah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/getah-bening_20160409_195823.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Sudah tujuh bulan Putu Listya (5), terbaring lemah di Ruang Pudak RSUP Sanglah.
Infus menancap di lengan kanannya yang mungil.
Bocah asal Desa Bakas, Banjarangkan, Klungkung, Bali ini dirawat karena mengidap Limfoma Non Hodgin (LNH) atau Kanker Getah Bening.
Sejak September lalu, benjolan yang tumbuh pada pipi kanan menyebabkannya harus dirawat intensif dan sempat dioperasi di RSUP Sanglah.
Tidak seperti anak seusianya yang menghabiskan waktu untuk belajar di sekolah dan bermain bersama teman-temannya, putri dari pasangan Komang Sugianto dan Dewa Ayu Tuti Erawati ini harus menjalani hari demi hari di rumah sakit.
Menurut ayahnya, Komang Sugianto, melalui pemeriksaan lebih lanjut oleh tim dokter diketahui benjolan tersebut merupakan gejala dari LNH yang dapat menyerang sistem anti bodi manusia sehingga rentan akan infeksi.
“Sudah 7 bulan, dia kondisinya masih belum stabil. Terkadang kondisinya masih drop dan perlu dirawat oleh dokter” ujar Sugianto di Ruang Pudak RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Sabtu (9/4/2016).
Selain masih dirawat di rumah sakit, Listya juga dianjurkan untuk menjalani Kemoterapi, rambut siswa PAUD ini pun rontok dan terlihat gundul setelah mengikuti 9 kali kemo.
“Kalau di kemo Hbnya (Hemoglobin) harus diatas 50 baru bisa. Kalau tidak ya dokter belum berani,” terang Ayahnya sembari menyuapi Listya makan.
Jika HB dan trombosit putrinya menurun atau dalam kondisi drop, Listya akan mengalami pendarahan pada mata dan mulutnya sehingga kondisinya harus tetap terpantau.
Berat badan Listya pun menurun drastis, bayangkan saja kini berat badannya hanya 12 kg saja.
“Kalau berat badan karena efek kemo yang menyebabkan berat badannya turun dari 15 kg menjadi 12 kg” ucapnya.
Lalu, hingga kini pun Sugianto belum berani memaksa anaknya untuk berjalan karena kedua kakinya masih lemah sehingga untuk berdiri saja masih belum bisa.
Selama 7 bulan juga Listy hanya ditemani oleh ayahnya Sugianto lantaran Ibunya, Erawati masih mengurus dua adik kembarnya di Rumah.
“Terakhir pulang waktu Nyepi, Cuma 3 hari sih. Tapi langsung balik ke rumah sakit karena kondisinya drop” ujarnya.
Meskipun begitu, Erawati tak kan melepas perhatiannya begitu saja, hampir setiap waktu Ibu Listya menghubungi suaminya untuk mengetahui perkembangan sang anak.
“Ibunya sering menelpon untuk mengetahui kondisi Listya karena belum bisa menemani langsung disini” ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir freelance ini. (tribun bali)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.