Karya Bonsainya Jadi 10 Besar Terbaik Internasional, Ini Sosok Weni Andri Atmoko
Tapi, semua itu setimpal dengan hasilnya yang besar. Itupula yang terlihat dari sosok Weni Andri Atmoko ini.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN – Menjadi pembuat Bonsai, atau pembonsai harus jeli, tekun dan sabar. Tapi, semua itu setimpal dengan hasilnya yang besar. Itupula yang terlihat dari sosok Weni Andri Atmoko ini.
Pria berusia 40 tahun ini merupakan satu dari belasan orang pembonsai yang sukses di Kabupaten Tuban. Weni tinggal di RT 2 RW 2 Desa Semanding, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Prestasinya sangat banyak, bahkan ia menjadi juri utama Bonsai tingkat nasional.
Sejumlah bonsai miliknya nya juga berhasil memenangkan beragam kejuaraan, bahkan adapula yang masuk 10 terbaik internasional.
Saat ditemui Kamis (7/4/2016) siang, Weni pun sedang terlihat di salah satu bonsai di pekarangan rumah.
Di pot berukuran kurang lebih 50 centimeter kali 100 centimeter, Weni mencari cabang tanaman yang bisa dibentuk. Dia lalu memotong-motong tanaman bonsai tersebut untuk dilombakan.
“Sebelum diikutkan lomba, di setting (diatur) dulu untuk memperlihatkan anatomi tanamannya, yaitu, akar, batang, cabang, dan daun,” aku Weni.
Weni menjelaskan tanaman bonsai di pekarangan rumahnya ada empat jenis, yakni tanaman kemuning, asem, serut, dan Jenar.
Seluruh tanaman bonsainya didapatkan dari Gunung Batu, atau tanaman yang hidup di daerah pegunungan batu. Tanaman itu menyatu dengan karangnya.
Tanaman bonsai di karang ini didapat dari para penggali batu kumbung yang memiliki keahlian khusus.
Para penggali ini lantas menjual padanya dengan harga Rp 50.000 hingga ratusan ribu per tanaman.
“Setelah dirawat, diikutkan lomba. Kalau menang lomba, banyak yang menawar. Harganya bisa mencapai dua puluh juta, atau diikutkan bursa bonsai” ujarnya.
Selain beraktivitas dengan bonsai, keseharian Weni juga beraktivitas di Bonsai School Center (BSC). Ini merupakan wadah pembelajaran yang ia dirikan bersama sesama penggemar bonsai. Ada 15 orang yang ikut di sana.
"Kebetulan saya punya teman yang ahli membonsai, sekarang dia mengajar di India. Ketika dia pulang, teman-teman diajari membonsai. Kadangkala saya dan teman-teman lain yang mengisi," kata Weni.