Karya Bonsainya Jadi 10 Besar Terbaik Internasional, Ini Sosok Weni Andri Atmoko
Tapi, semua itu setimpal dengan hasilnya yang besar. Itupula yang terlihat dari sosok Weni Andri Atmoko ini.
Editor: Hendra Gunawan
Menurut Weni, bagi yang ingin menimba ilmu pembonsaian di BSC tak perlu membayar dengan uang, cukup membayar dengan tanaman dasaran yang bisa dibonsai.
“Sekarang para penggali (bonsai karang) sudah banyak yang menjadi pembonsai,” bebernya.
Weni bercerita usaha ini tak lepas dari peran mertuanya, Widodo Setyadi (62). Pria yang tinggal bersebelahan dengannya adalah perintis usaha bonsai di Tuban.
Widodo memulai usaha bonsai dari ketertarikannya memanfaatkan tanaman bonsai untuk hiasan acara perayaan pernikahan anaknya yang kedua tahun 2006. Dari situ, Widodo pun membeli satu tanaman.
Suatu ketika, ia melihat keunikan dari tanaman yang hidup di batu karang dan bisa dibonsai.
Ia pun minta penggali batu mencarikan tanaman yang bisa dibonsai. Lama kelamaan, Widodo membeli dari para penggali terus menerus.
“Sangking senengnya, setiap ada uang saya beli tanaman. Saya beranikan diri jadi ketua pameran bonsai di GOR. Pada waktu itu, saya rugi sekitar lima juta rupiah,” kenang pria yang gemar dengan tanaman serut ini.
Menurut Widodo, dalam pembonsaian, yang perlu diperhatikan adalah gerak dasar cabang tanaman.
Artinya, ia melihat pertumbuhan cabang tanaman. Ketika tanaman bercabang, bisa dibentuk dan nilainya mahal meski ukurannya kecil. (Iksan Fauzie)