Puluhan Mahasiswa di Yogyakarta Aksi Mogok Makan Tuntut Menteri Rini Dicopot
meminta Presien Jokowi untuk memecat Menteri BUMN Rini Soemarno karena diduga terlibat Skandal Panama Papers.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA-Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Aksi Nasional Mahasiswa (PANAMA) melakukan aksi mogok makan, menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tuntutan yang disuarakan adalah, meminta Presiden Jokowi untuk memecat Menteri BUMN Rini Soemarno karena diduga terlibat Skandal Panama Papers.
Aksi ini ternyata sudah dilakukan sejak enam hari lalu. Dan saat ini, kondisi para mahasiswa yang dimaksud, dikabarkan sudah mulai melemah.
"Kawan-kawan tetap bertekad akan terus melanjutkan aksi mogok makan sampai Rini Soemarno di Pecat dan di Tangkap," kata kordinator lapangan aksi PANAMA, Hilman, yang melakukan aksi di salah satu kampus di Yogyakarta, Kamis (14/4/2016).
Hilman mengungkap, berdasarkan data dan informasi yang didapat, tercatat Rp 67,4 milliar uang yang dimiliki Rini Soemarno tersimpan di rekening itu dengan status bebas pajak (tax haven).
"Oleh karena itu, kami mahasiswa PANAMA meminta dengan hormat, agar Bapak Presiden Joko Widodo memecat Rini Soemarno dari posisinya sebagai Menteri," ujarnya.
"Kami tidak rela pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo dikotori oleh pejabat yang diduga terlibat skandal kejahatan keuangan," ujarnya.
Munculnya nama Rini Soemarno dalam dokumen Mossack Fonseca, kata Hilman, membuktikan bahwa selama ini Rini Soemarno, paling tidak diasumsikan sebagai seorang Pejabat Negara pengemplang ajak.
Karenanya, sangat ironis jika rakyat miskin saja, selalu harus dibebani biaya pajak oleh pemerintah dengan slogan “orang bijak taat pajak”.
"Namun saat yang sama, ada pejabat pemerintah yang dengan seenaknya menggelapkan kewajiban pajaknya. Kami tidak mau Bapak Presiden Joko Widodo jadi ikut terkena dampak dan imbasnya ," ungkapnya.
"Dan kami siap bertahan meneruskan aksi mogok makan, sampai Rini Soemarno betul-betul dipecat oleh Bapak Presiden," tambah Hilman.
Hilman menegaskan, PANAMA siap melakukan aksi besar-besaran atas nama pada tanggal 2 Mei nanti, bertepatan dengan peringatan hari Pendidikan Nasional.
Hilman mengaku sudah melakukan konsolidasi dan komunikasi dengan sesama mahasiswa di 45 kota yang jumlahnya sekitar 178 kampus. "Dan kami siap untuk masuk ke Jakarta serentak untuk aksi besar-besaran pada tanggal 2 mei 2016 nanti," tegasnya.
HIngga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari Presiden Jokowi maupun dari Menteri Rini Soemarno.