Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gubernur Ganjar dan Pakde Karwo Klotekan Batu Kali

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Jatim Soekarwo keasyikan klotekan batu kali di Gedung Grahadi Surabaya, Selasa (19/4/2016).

Editor: Sugiyarto
zoom-in Gubernur Ganjar dan Pakde Karwo Klotekan Batu Kali
surya/nuraini faiq
Gubernur Jatim Soekarwo dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kedua kiri) klotekan batu kali membuka Kongres Sungai Indonesia II di Gedung Grahadi, Selasa (19/4/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Jatim Soekarwo keasyikan klotekan batu kali di Gedung Grahadi Surabaya, Selasa (19/4/2016).

Keduanya terus kompak memainkan tetabuhan batu kali saat membuka Kongres Sungai Indonesia II di Surabaya.

Harmoni suara batu kali yang ditabuh seratusan peserta kongres bersama Ganjar dan Pakde Karwo ini sebagai awal mengajak masyarakat peduli dengan sungai. Klotekan pun makin nyaring.

Begitu asyiknya, Ganjar dan Pakde Karwo terus semangat klotekan batu kali. Klotekan juga diikuti peserta Kongres Sungai dari berbagai daerah di Indonesia. Suara bebatuan ini pun terdengar nyaring.

Aula Grahadi pun riuh rendah dengan suara klotekan bebatuan itu. Tetabuhan batu kali ini menandai dimulainya Kongres Sungai Indonesia II yang berlangsung di Surabaya. Kongres pertama berlangsung di Jateng.

"Jateng sudah berbuat untuk kali kita. Sekarang diambil dan diteruskan Jatim. Kini makin bermunculsan kelompok peduli akan kali kita."

"Semua akan teriak jika kali dikotori di Jateng. Jatim akan melanjutkan," kata Gubernur Ganjar saat dicegat usai membuka kongres.

Berita Rekomendasi

Banyak aktivis lingkungan mengamini kalau kondisi sugai kita kotor. Biota rusak, peruntukannya keliru, dan peradaban di sungai remuk.

Ganjar mengajak untuk menata kembali tatanan sungai di Indonesia yang memiliki banyak manfaat.

"Ayo manata kembali sungai kita. Mari beradad dengan sungai. Bengawan Solo dari Jateng nyambung ke Bojonegoro."

"Kalau dikelola dengan baik dan direkayasa, tak ada banjir. Tapi irigasi melimpah," kata Ganjar.

Harapannya ada gerakan-gerakan Indonesia yang terus peduli sungai. Terus muncul kelompok yang peduli. Tak perlu menunggu pemerintah. Harus ada pengawasan serius akan kondisi sungai.

Ganjar bangga karena saat ini mulai lahir kelompok peduli sungai. SMA Peduli sungai.

Kampus penjaga sungai. Masyarakat pemangku sungai dan masih banyak lagi pascakongres Sungai di Jateng.

"Semua harus cerewet soal peduli sungai ini," ujarnya.

Sedang Pakde Karwo akan makin mendukung para pelaku dan pegiat peduli sungai itu untuk membuat peradaban di sungai.

"Semua harus menghargai air. Inilah kongres lingkungan yang akan menjadikan sungai sumber peradaban," kata Pakde Karwo.

Namun, banyak PR tidak hanya pemerintah. Tapi juga semua masyarakat. Sungai jangan pernah menjadi tempat sampah, menjadi buangan limbah.

Tapi harus dikelola dengan baik. Bukan dikeruk pasirnya secara membabi buta.

"Nyedot pasir dengan mesin hingga merusak lingkungan adalah salah satunya. Pemerintah bersama TNI dan Polri harus menertibkan. Saat ini sedot pasir ini sudah banyak berkurang," kata Pakde Karwo.

Sekjen Sungai Indonesia Agus Gunawan Wibisono menyampaikan bahwa kongres ini melibatkan semua pelaku sungai.

Mulai aktivis lingkungan, perguruan tinggi, dan semua pemangku otoritas sungai.

"Kami mendorong lebih banyak komunitas peduli sungai," kata Agus.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas