Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buronan Kasus Pembunuhan Ibu Tiri di Sumsel Bertingkah Aneh di Polda Babel

Buronan kasus pembunuhan ibu tiri di Ogan Komering Ilir tertangkap Polda Bangka Belitung dan bertingkah aneh di depan penyidik.

Penulis: Deddy Marjaya
Editor: Y Gustaman
zoom-in Buronan Kasus Pembunuhan Ibu Tiri di Sumsel Bertingkah Aneh di Polda Babel
Bangka Pos/Deddy Marjaya
Penyidik Polda Babel memberikan air minum kepada Suhaimi,buronan kasus pembunuhan ibu tiri di OKI, Sumsel, saat diamankan di Polda Babel, Kamis (21/4/2016). 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Deddy Marjaya

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Ditkrimum Polda Kepulauan Bangka Belitung akan berkoordinasi dengan Polda Sumsel menyusul diamankannya Suhaimi, buronan kasus pembunuhan di Kabupaten OKI, Sumsel.

"Akan berkoordinasi dengan Polda Sumatera Selatan. Informasinya TKP di wilayah hukum Polsek Jejawi Polres OKI Sumatera Selatan," kata Kasubdit Jatanras Ditkrimum Polda Babel, AKBP Irwin M Ginting, Kamis (21/4/2016).

Irwin sudah memastikan bahwa Suhaimi pelaku pembunuhan pada Desember 2014 lalu dan masuk dalam daftar pencarian orang Polda Sumsel.

"Sidah dipastikan memang tersangka pembunuhan kita masih menunggu konfirmasi penjemputan untuk diserahkan ke pihak Polsek Jejawi," kata Irwin.

Suhaimi diamankan anggota Patroli Jalan Raya Ditlantas Polda Kep Bangka Belitung Pos Penyak Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kep Bangka Belitung.

"Tahun 2014 pak saya bunuh ibu tiri saya karena kesal," kata Suhaimi saat diperiksa.

Berita Rekomendasi

Saat diperiksa ia menunjukkan sikap aneh. Setelah menolak keluar mobil dan menolak minuman pemberian polisi, Suhaimi menggeleng-gelengkan kepala.

"Aku mau ke masjid pak, mau salat aku hendak dekat dengan Allah," Suhaimi meminta kepada polisi setelah mendengar azan Zuhur.

Sontak hal itu membuat keributan kecil karena penyidik khawatir Suhaimi yang sejak awal tiba di Polda Babel seperti orang linglung dan berusaha kabur.

"Aku hendak salat pak, tolong laj mana masjidnya? Lepaskan borgol ini," Suhaimi mengulang.

Polisi kemudian mengalah dan mengizinkannya salat. Anehnya, setelah borgol plastik di tangannya dilepas, Suhaimi malah berontak dan menolak.

"Saya mau diapakan pak, saya cuma mau salat saja," kata Suhaimi.

Setelah dijelaskan tidak mungkin salat menggunakan borgol barulah Suhaimi menurut, tapi lagi-lagi ia berontak ketika diantar ke kamar mandi untuk ambil air wudu.

"Mau apa di kamar mandi? Saya cuma mau salat tak perlu Allah tahu," kata dia.

Polisi kemudian membawa Suhaimi ke sudut gedung untuk salat di sana, bukan di Masjid Polda Babel.

Tiba-tiba Suhaimi bergerak seperti hendak kabur dan empat orang polisi yang menjaganya langsung bergerak cepat dan membekuknya.

Setelah diberikan penjelasan agar tidak macam-macam barulah Suhaimi salat dijaga keta empat polisi.

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas