Ini Cara Para Pemandu Lagu di Mojokerto Meriahkan Hari Kartini
Momen Hari Kartini pada 21 April ini benar-benar dimanfaatkan kaum perempuan dengan berbagai cara
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Momen Hari Kartini pada 21 April ini benar-benar dimanfaatkan kaum perempuan dengan berbagai cara, mulai dari memasak hingga berbusana tradisional.
Sedangkan bagi perempuan yang bekerja sebagai purel, momen ini digunakan dengan tampil berbeda, yakni menggelar fashion show di tepi trotoar Jl H Basuni Kabupaten Mojokerto.
Sejak Kamis (21/4/2016) sore itu, puluhan purel dari Kota Mojokerto berusaha tampil cantik.
Mengenakan busana tradisional berupa kebaya dan sanggul, mereka terlihat anggun.
Puluhan purel yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kartini (KPK) ini menampilkan kebaya dengan corak warna jarit dan baju yang serasi.
Sesuai nomor urut yang dipasang di pinggang masing-masing, satu demi satu purel ini berlenggak lenggok di atas karpet merah di trotoar, sebagai panggung.
Tampilan mereka layaknya model profesional, dimana beberapa kali bergaya sembari menghadap ke juri.
Fashion show yang mereka peragakan rupanya menarik minat pengendara sepeda motor dan warga sekitar.
Meski tak membuat macet, tapi beberapa mobil juga melambatkan lajunya guna sekadar melihat aksi purel berlenggak lenggok.
Penanggung jawab acara, Mujiono menjelaskan, acara ini merupakan bentuk kepedulian sekaligus memberi warna dalam peringatan Hari Kartini ini.
"Fashion show ini merupakan bentuk persamaan hak antara perempuan dan pria. Para purel ini juga ingin memberikan sesuatu yang berbeda di momen Hari Kartini ini," katanya, Kamis (21/4/2016).
Dia menilai bahwa fashion show identik dengan mode dari dunia barat yang lebih banyak menampilkan busana seksi.
Maka dari itu, karena ini momen Hari Kartini, para purel ingin menampilkan busana tradisional yang terlihat anggun.
"Meski memakai busana tradisional, namun tampilan mereka tetap fashionable," urai pria yang akrab disapa Ujeck ini.