Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kematian Undang Masih Misteri, Ada Luka Tusuk Sebesar Sikat Gigi di Pahanya

Kematian Undang Kosim, narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banceuy, Bandung, yang menjadi pemicu kerusuhan, masih menjadi misteri.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kematian Undang Masih Misteri, Ada Luka Tusuk Sebesar Sikat Gigi di Pahanya
TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S
Suasana duka Undang Kosim (54) di Jalan Rajawali Timur, gang Kebon Jukut III RT 5/5, Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Sabtu (23/4/201) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kematian Undang Kosim, narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banceuy, Bandung, yang menjadi pemicu kerusuhan, masih menjadi misteri.

Anak korban, Deni Rachmat, mengatakan melihat tanda-tanda tak wajar di tubuh jenazah ayahnya.

"Terakhir saya lihat kondisi di rumah sakit, badannya dalam kondisi tidak layak. Pihak lapas bilang ayah saya meninggal bunuh diri, tetapi saya yakin bukan karena bunuh diri," kata Deni Rachmat ketika ditemui seusai prosesi pemakaman Undang Kosim di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Sirna Raga, Bandung, Minggu (24/4/2016).

Undang ditemukan tewas di sel isolasi (pengasingan) Lapas Banceuy, Jl Soekarno-Hatta, Bandung, Sabtu (23/4/2016) dini hari. Petugas lapas menyatakan Undang tewas setelah gantung diri dalam sel.

Para narapidana kasus narkoba di Lapas Banceuy yang percaya kematian Undang akibat penganiayaan kemudian melakukan aksi anarkis.

Mereka membakar gedung perkantoran di dalam kompleks lapas, dua mobil ambulans, dan sejumlah sepeda motor.

Deni menjelaskan terdapat luka lebam di bagian kaki dan tangan jenazah ayahnya. Oleh karena itu, atas nama keluarganya Deni minta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kematian ayahnya.

BERITA TERKAIT

Deni sempat bertanya kepada dokter yang melakukan autopsi mengenai penyebab kematian ayahnya. Namun ia belum mendapat jawaban secara gamblang.

"Kalau memang meninggal bukan karena bunuh diri, saya minta untuk diproses hukum secara pantas. Saya sempat tanya langsung ke dokter, namun belum ada jawaban pasti. Ada tusukan sebesar sikat gigi di bagian paha," ucapnya.

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly ketika mengunjungi Lapas Banceuy, beberapa saat setelah kerusuhan, memerintahkan agar dilakukan autopsi terhadap jenazah Undang Kosim.

Selain itu ia juga minta jajaran Polda Jabar untuk mengusut kematian Undang, sekaligus memeriksa para provokator kerusuhan.

Deni Rachmat mengungkapkan ayahnya dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah setelah menghuni Lapas Banceuy.

Selain itu, pada Agustus 2016 mendatang Undang akan bebas dari penjara setelah menjalani hukuman sejak 2012 lalu.

"Keluarga sudah merasa senang tahun ini Bapak mau keluar. Kami sudah berencana membuat syukuran. Rasanya nggak mungkin Bapak memilih bunuh diri," katanya.

Rapat Mendadak
Merespon kerusuhan di Lapas Banceuy, Yasonna Laoly melakukan rapat mendadak di Kementerian Hukum dan HAM, Minggu siang.

"Saya panggil seluruh jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Inspektur Jenderal, dan Kakanwil, untuk membahas peristiwa itu. Termasuk tindakan apa yang harus kita lakukan," kata Yasonna.

Yasonna mendengar ada perkembangan baru mengenai autopsi terhadap jenazah Undang Kosim. Namun ia belum dapat mengungkapkan kepada publik.

"Kalau memang ada keterlibatan orang dalam, pasti kami tindak," tambahnya.

Anggota Komisi III DPR Sufmi Dasco Ahmad mengingatkan kasus kebakaran Lapas Banceuy harus disikapi serius secara nasional. Kasus di Bandung itu merupakan kejadian kedua dalam dua bulan terakhir.

"Harus disadari kasus tersebut hanya merupakan fenomena puncak gunung es. Jika lambat diantisipasi kejadian serupa bisa kembali terjadi di lapas lain," kata Dasco.

Ia mengingatkan berulangkali yang terpenting saat ini penambahan jumlah pegawai di lapas agar bisa melakukan pengawasan dan pengamanan lebih baik. Rasio 1 pegawai mengawasi 55 warga binaan (tahanan dan narapidana) seperti saat ini dinilai tidak cukup.

"Saat ini kondisi lapas kita harus dinyatakan dalam keadaan darurat. Artinya tiap saat bisa saja timbul kejadian membahayakan. Untuk jangka pendek, kami mengusulkan dua hal untuk segera dilakukan oleh pemerintah," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Pertama, kata Dasco, segera realisasikan penambahan 11.000 pegawai yang sudah disetujui oleh Menpan RB Yudhi Chrisnandi.

Kedua, ada nota kesepahaman antara Kementerian Hukum dan HAM dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menempatkan personel BNN di tiap lapas. (tribunjabar/dra/fer)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas