Teguh Santosa: Pemerintahan yang Tak Berpihak pada Rakyat Akhirnya Tumbang
Cepat atau lambat topeng rezim antirakyat akan terbuka, dan mata rakyat pada akhirnya akan terbuka.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Esensi pemerintahan adalah melayani dan melindungi rakyat.
Pemerintahan yang enggan melayani dan melindungi, bahkan sebaliknya kerap menekan dan menindas, pada saatnya akan tumbang dilawan rakyat.
Memang dengan kekuasaan yang dimilikinya, untuk masa waktu tertentu pemerintahan yang tidak pro rakyat dapat menutupi watak aslinya, membangun citra bahwa ia adalah pemerintahan yang populer.
Tapi politik pencitraan tidak akan bertahan lama.
Cepat atau lambat topeng rezim antirakyat akan terbuka, dan mata rakyat pada akhirnya akan terbuka.
Demikian antara lain disampaikan Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK) Teguh Santosa ketika berbicara di depan mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran di Jatinangor, Jawa Barat, Rabu siang (4/5/2016) melalui rilis yang masuk ke redaksi Tribunnews.com.
"Kita menyaksikan dalam sejarah bagaimana pemerintahan yang tidak berpihak pada rakyat dan hanya melayani nafsunya sendiri pada akhirnya tumbang. Ini hukum besi," ujar alumni Ilmu Pemerintahan Unpad itu.
Teguh juga mengatakan, sejarah memperlihatkan bahwa politik pencitraan adalah metode yang selalu digunakan oleh rezim fasis dan otoriter.
"Mereka bisa bertahan karena menguasai informasi dan ruang publik. Kalau dulu dengan menguasai media massa, sekarang mungkin dengan menguasai sosial media yang sedang naik daun," katanya lagi.
Pengalaman Alumni IP
Teguh diundang Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (Hima IP) Unpad untuk memberikan kuliah umum mengenai peluang kerja bagi lulusan Jurusan Ilmu Pemerintahan.
Sebelum memulai karier sebagai wartawan profesional, Teguh menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Pemerintahan Unpad selama enam tahun dari tahun 1994 hingga 2000.
Menurutnya, alumni Jurusan Ilmu Pemerintahan dibekali pisau analisa yang dapat digunakan untuk membedah sistem politik dan pemerintahan pada semua level, baik lokal maupun nasional.
Metodelogi llmu Pemerintahan juga dapat digunakan untuk memahami watak negara-negara dalam percaturan politik global.
"Ilmu Pemerintahan yang saya pelajari bermanfaat dalam karier saya sebagai wartawan profesional, sehingga dalam waktu singkat saya dipercaya meliput konflik di berbagai kawasan," kata Teguh yang kini menjabat sebagai Ketua bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Teguh dalam kesempatan itu menceritakan pengalamannya meliput konflik di Asia Tengah, Timur Tengah, dan Asia Timur.
Alumni University of Hawaii at Manoa (UHM) itu juga menceritakan bagaimana dia mempelajari konflik di Sahara Barat yang membuat dirinya dua kali diundang bicara sebagai petisioner di Komisi IV PBB di New York.
Selain itu, dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan London School of Public Relations (LSPR) Jakarta itu kini tengah mengikuti proses penjaringan calon gubernur DKI Jakarta.
Usai kuliah umum, Presiden Hima IP Unpad Danu Yanuar Saputra mengatakan penjelasan Teguh bermanfaat dan menambah semangat mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unpad.
"Penjelasan Kang Teguh menambah semangat kami. Kami beruntung karena dia bersedia membagi pengalamannya yang luar biasa," ujar Danu.
"Kami senang melihat banyak alumni yang punya kiprah bagus seperti Kang Teguh. Semoga ini menginsprasi kami semua," demikian kata mahasiswa angkatan 2013 ini.(*)